Show simple item record

dc.contributor.authorAnis, Muchlison
dc.contributor.authorWidiasari, Niken
dc.date.accessioned2015-11-03T03:11:45Z
dc.date.available2015-11-03T03:11:45Z
dc.date.issued2015-07-30
dc.identifier.citationHadi, Sholichul, 2015, Peradaban Ekonomi Kreatif, Kajian Kampung Batik Sebagai Perlindungan Warisan Budaya Kota Solo, TI UMS, Surakarta. Toffler, Alvin, 1970, Future Shock, Los Angeles, California. Afrilita, Nur. 2013. “Analisis SWOT dalam Menentukan Strategi Pemasaran Sepeda Motor Pada PT. Samekarindo Indah di Samaranda”. Pusparini, H. 2011. “Strategi Pengembangan Industri Kreatif Di Sumatra Barat”. Pasca Sarjana Universitas Andalas Padang. Rini, Puspa dan Czafrani, Siti. 2010. “Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Kearifan Lokal Oleh Pemuda Dalam Rangka Menjawab Tantangan Ekonomi Global”. Universitas Indonesia. Sutalaksana,dkk. 2006. “Teknik Tata Cara Kerja”. Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Bandung. _____. 2013. “Profil Ekonomi Kreatif Kota Surakarta”. Badan Perencanaan Pembangunan Daereh Kota Surakarta. 2013. _____. 2008. “Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025”. Departemen Perdagangan Republik Indonesia.in_ID
dc.identifier.issn2339-028X
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/6267
dc.description.abstractDewasa ini dunia dihadapkan pada era industri kreatif dimana suatu negara akan berjaya ekonominya jika dapat menguasai industri tersebut. Salah satu yang termasuk dalam industri ini adalah kerajinan blangkon yang merupakan warisan budaya yang harus tetap dilestarikan. Untuk menghadapi akhir tahun 2015 dimana MEA akan diberlakukan maka industri balangkon harus disiapkan dengan baik. Untuk mengetahui kesiapan itu maka dilakukan penelitian di sentra industri kerajinan blangkon di Kecamatan Serengan, Surakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kesiapan industri kerajinan Blangkon dalam menghadapi MEA. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah dengan observasi dan wawancara baik kepada pelaku industri maupun stakeholder lainnya. Hasil observasi dan wawancara digunakan untuk mengetahui kesiapan MEA dengan menggunakan 4 indikator yaitu: tenaga kerja terampil, keberlangsungan industri, arus barang bebas dan dukungan pemerintah. Pengukuran tenaga kerja terampil menggunakan pendekatan penyesuaian Westinghouse dengan mengadopsi faktor keterampilan, sedangkan untuk mengetahui keberlangsungan industri, arus barang bebas serta dukungan pemerintah menggunakan hasil wawancara. Bagian akhir dari penelitian ini adalah menganalisis faktor internal dan eksternal dengan menggunakan metode SWOT untuk mengetahui peluang, ancama, kekuatan, serta kelemahan yang dihadapi para pelaku industri kerajinan blangkon. Dari hasil analisis diperoleh kesimpulan bahwa kerajinan blangkon belum sepenuhnya siap untuk menghadapi MEA, hal ini terlihat dari indikator tenaga kerja terampil (SDM) dan arus barang bebas yang sudah mendekati kesiapan. Sedangkan untuk keberlangsungan industri dan dukungan pemerintah belum sepenuhnya siap. Pada analisis SWOT dihasilkan perlunya mempertahankan kualitas, perluasan pasar, peningkatan jumlah produksi, pelatihan tenaga kerja, penggunaan teknologi informasi, inovasi produk, dan peningkatan dukungan pemerintah.in_ID
dc.language.isoidin_ID
dc.publisherUniversitas Muhammadiyah Surakartain_ID
dc.subjectindustri blangkonin_ID
dc.subjectindikator kesiapanin_ID
dc.subjectMEAin_ID
dc.subjectSWOTin_ID
dc.titleAnalisis Kesiapan Industri Kreatif Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) (Studi Kasus Industri Blangkon di Serengan Surakarta)in_ID
dc.typeArticlein_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record