Orientasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Masa Kini: Pembelajaran Bahasa Indonesia Menghadapi MEA
Abstract
Sudah menjadi komitmen bersama bahwa dalam rangka menyongsong era pasar tunggal Asean 2015, maka bangsa Indonesia dituntut memiliki bekal sejumlah sumberdaya manusia yang berkualitas di berbagai bidang profesi dan keahlian. Para ahli memprediksikan, bahwa pada era tersebut masing-masing bangsa akan berkompetisi secara ketat agar bisa menjadi pemenang.Dengan pengertian menang sebagai Bangsa yang unggul dalam hal kualitas dan kuantitas segala produknya baik ekonomi,budaya, maupun iptek. Oleh karena itu, ikhtiar untuk mempersiapkan bekal diri berupa keunggulan sumberdaya manusia adalah suatu keniscayaan.
Keunggulan suatu bangsa tidak lagi bertumpu pada kekayaan alam, melainkan pada keunggulan sumber daya manusia (SDM), yaitu tenaga terdidik yang mampu menjawab tantangan-tantangan yang sangat cepat. Jika dihadapkan dengan tantangan masa depan yang ditandai dengan iklim kompetisi yang sangat ketat,tak pelak lagi bahwa satu-satunya jalan yang paling efektif bagi bangsa Indonesia adalah mempersiapkan generasi baru yang memiliki keunggulan. Menurut Muhadjir(1995:9) paling tidak dibutuhkan suatu model pendidikan yang secara efektif mampu melahirkan tipologi manusia yang diharapkan, yaitu model pendidikan yang mampu mengemban tugas mengejar keahlian yang disyaratkan dalam kompetisi global. Demikian juga dengan pembelajaran Bahasa Indonesia, haruslah mampu menyiapkan SDM unggul pada era MEA tersebut. Konsep 4C (content, communication, cognition, culture) dalam pendekatan CLIL memungkinkan peserta didik pada pembelajaran bahasa Indonesia terkembangkan kompetensi dan tidak tercerabut dari akar budayanya.