Show simple item record

dc.contributor.authorPrihartanti, Nanik
dc.contributor.authorTaufik
dc.contributor.authorM. Thoyibi
dc.date.accessioned2012-03-26T04:42:20Z
dc.date.available2012-03-26T04:42:20Z
dc.date.issued2009-08
dc.identifier.citationAbdullah, I. 1994. Muslim Businessman of Jatinom: Religion Reform and Economic Modernization in a Central Javanes Town. Netherland: Universiteit von Amsterdam. Bakker, Chris. 2000. Cultural Studies: Teori & Praktek. Penerjemah: Nurdadi. Yogyakarta: Kreasi Wacana Baron, R.A. & Byrne. D. 2005. Psikologi Sosial, jilid 2 Edisi kesepuluh. Alih bahasa: Ratna Djuwita, dkk. Jakarta: Penerbit Erlangga Berkowitz, L. 2003. Emotional Behavior. Jakarta: Penerbit PPM Berry, JW., et al.. 1999. Psikologi Lintas Budaya: Riset dan Aplikasi. Jakarta: PT Gramedia. Brannen, J. 1997. Memadu Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta : Pustaka pelajar. Coppel, C.A. 1983. Indonesian Chinese in Crisis. Oxford: Oxford University Press. Faruk. 1999. Pengalaman, Kesaksian dan Refleksi Kehidupan Mahasiswa di Yogyakarta. Jakarta: LP3ES dan Interfidei. Habib, A. 2004. Konflik Antaretnis di Pedesaan: Pasang Surut Hubungan Tionghoa-Jawa. Yogyakarta: LKiS. Hadi, S. 2005. Metode Research. Yogyakarta: Andi Hariyono, P. 1994. Kultur Cina dan Jawa. Pemahaman menuju Asimilasi Kultural. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Haryono, P 2006. Menggali Latar Belakang Stereotip dan Persoalan Etnis Cina di Jawa. Semarang: Penerbit Mutiara Wacana Larson, G.D. 1990. Masa Menjelang Revolusi Keraton dan Kehidupan Politik di Surakarta (1912-1942). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Mulyadi, H. dan Soedarmono. 1999. Runtuhnya Kekuasaan Keraton Alit: Studi Radikalisme Sosial “Wong Solo” dan Kerusuhan Mei 1998 di Surakarta. Surakarta: Lembaga Pengembangan Teknologi Pedesaan (LPTP). Nurhadiantomo. 2004. Hukum Reintegrasi Sosial: Konflik-konflik Sosial Pri-Non-Pri dan Hukum Keadilan Sosial. Surakarta: Muhammadiyah University Press. Pattiradjawane, R.L. 2000. “Peristiwa Mei 1998 di Jakarta: Titik Terendah Sejarah Etnis Tionghoa di Indonesia, dalam I. Wibowo, Harga yang Harus Dibayar: Sketsa Pergulatan Etnis Tionghoa di Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama dan Pustaka Studi Tionghoa. Rahardjo, T. 2005. Menghargai Perbedaan Kultural, Mindfullnes dalam Komunikasi Antaretnis. Yogyakarta: Pustaka pelajar. Roll, W. 1983. Struktur Pemilikan Tanah di Indonesia: Studi Kasus di Daerah Surakarta (Terjemahan). Jakarta: Rajawali Press. Taher, T. 1997. Masyarakat Tionghoa, Ketahanan Nasional dan Integrasi Bangsa di Indonesia. Jakarta: PPIM. _____. 2004. “Ketika Mandau dan Celurit Beradu: Fenomologis Konflik Kekerasan Antar Etnis di Kalimantan. Jurnal Psikologi Tabularasa, Vol. 4. hal. 51 -67. _____. 2006. “Denyut Nadi Kekerasan di Pulau Garam: Fenomenologi Kekerasan dalam Budaya Perspektif Teori Belajar”. Jurnal Sosio-Religia, 5, 281-301. _____. 2006. “Problem Sosial Hubungan Antaretnis pada Masyarakat Pluralis”. Laporan Penelitian Dosen Muda. Surakarta: LP2M UMS. Warnaen, S. 2002. Stereotip Etnis dalam Masyarakat Multietnis. Jakarta: Mata Bangsa. Wibowo, I. 2000. “Pendahuluan”, dalam I. Wibowo, Harga yang Harus Dibayar: Sketsa Pergulatan Etnis Tionghoa di Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama dan Pustaka Studi Tionghoa. Witanto, E.P. 2000. “Mengapa Pemukiman Mereka Dijarah: Kajian Historis Pemukiman Etnis Tionghoa di Indonesia”, dalam I. Wibowo, Harga yang Harus Dibayar: Sketsa Pergulatan Etnis Tionghoa di Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama dan Pustaka Studi Tionghoa. Yudohusodo, S. 1985. Warga Baru: Kasus Tionghoa di Indonesia. Jakarta: Lembaga Penerbitan Yayasan Padamu Negeri. Zaini, A. 2002. “Kekerasan Etnis Mei 1998: Studi mengenai Prasangka dan Agresi”. Laporan Penelitian. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Zein, Abdul Baqir. 2000 Etnis Cina dalam Potret Pembauran di Indoneisa. Jakarta: Prestasi Insan Indonesia.en_US
dc.identifier.issn1411-5190
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/643
dc.description.abstractPenelitian ini bertujuan untuk memahami faktor-faktor personal, sosial, budaya, dan politis yang melatarbelakangi terjadinya kekerasan antaretnis Jawa dan etnis Cina. Pendekatan multi metode kuantitatif-kualitatif digunakan untuk mengungkap fenomena kekerasan etnis. Hasilnya menunjukkan bahwa: pertama, faktor-faktor yang melatarbelakangi dalam memotivasi munculnya kekerasan etnis terdiri dari dua faktor, yaitu faktor perbedaan individual (etnisitas) dan faktor situasional. Kedua, jati diri etnis Jawa banyak dipengaruhi oleh peristiwa sejarah yang diperlakukan secara diskriminatif oleh penjajah Belanda, dengan memasukkan etnis Jawa ke dalam kategori inlander yang mewakili warga kelas ketiga, sebagai subordinat atas orang-orang Belanda dan etnis Tionghoa. Kategori sebagai warga kelas tiga ini mempengaruhi pembentukan self concept negatif pada etnis Jawa. Sementara itu, etnis Tionghoa membangun self-concept yang positif berdasarkan ajaran-ajaran Taoisme. Ketiga, pola sikap dan perilaku dalam relasi antar etnis banyak diwarnai oleh relasi yang tidak mindful sehingga rentan terhadap munculnya kekerasan. Keempat, budaya dan agama memang tidak secara langsung mencetuskan kekerasan, namun agama dan budaya dapat berperan dalam membentuk jatidiri yang berpengaruh pada self concept dan mewarnai pola perilaku dan relasi yang tumbuh perasaan negatif dan memicu kekerasan.en_US
dc.subjectkekerasanen_US
dc.subjectetnisen_US
dc.subjectself concepten_US
dc.titleMENGURAI AKAR KEKERASAN ETNIS PADA MASYARAKAT PLURALISen_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record