Bullying Pada Siswa SMP Ditinjau Dari Persepsi Siswa Terhadap Guru Bimbingan Konseling (BK) Yang Humanis
View/ Open
Date
2015-06-13Author
Suparmin, Martinus
Edwina D.S., Triana Noor
Metadata
Show full item recordAbstract
Fenomena kekerasan dan aneka bentuk penyimpangan perilaku anak dan remaja di negeri ini semakin membuat miris. Salah satu bentuk kekerasan ‘bullying’ masih kerap terjadi di lingkungan sekolah, tempat dimana seharusnya nilai-nilai humanisme ditanamkan sejak dini. Berbagai kasus bentuk kekerasan fisik yang berujung pada kematianpun tak terhindarkan. Padahal jika bullying dibiarkan akan tercipta suatu generasi bangsa yang lebih suka menggunakan cara kekerasan untuk menyelesaikan setiap persoalan hidup. Siswa SMP akan dijadikan kajian tulisan ini, karena mereka dalam masa transisi dari anak ke remaja. Peran guru, khususnya guru Bimbingan Konseling (BK) seolah-olah terpinggirkan dan kalah oleh sumber-sumber ilmu lain yang dilahirkan oleh kemajuan teknologi. Kehadiran guru BK sebagai sosok pendidik yang humanis mestinya memberi andil terhadap pencegahan bullying di sekolah. Sebagai insan yang terpanggil di dunia pendidikan, harapannya dengan tiadanya bullying siswa, sekolah sungguh bisa menjadi ‘taman’ yang selalu dirindukan siswa untuk belajar banyak hal. Kehadiran sosok guru BK di sekolah dipersepsi oleh siswa sebagai guru humanis apabila sesuai pendapatnya Suparno (2013) tentang ciri-ciri guru BK yang humanis, yaitu : memiliki perhatian dan cinta pada anak didik; membangun hubungan dialogal, saling membantu dan mengembangkan; peka untuk mengenal anak baik kekurangan maupun kelebihan dan karakternya; menghargai dan menyapa anak didik; menaruh kepercayaan pada anak didik; memberi teladan yang baik. Konteks mendidik akan memperoleh tempat yang tepat ketika seorang guru BK humanis mampu mempengaruhi secara positif pribadi siswa sehingga siswa akan semakin berhati nurani, bertanggung-jawab dan berhabitus baru sebagai remaja yang anti bullying. Dari kajian ilmiah yang dilakukan oleh penulis maka dapat disimpulkan : Jika siswa mempersepsi guru BK sebagai guru yang humanis maka bullying akan rendah, namun sebaliknya, jika siswa mempersepsi guru BK sebagai guru yang tidak humanis maka bullying akan tinggi.