dc.identifier.citation | Darojdat.Z. 2001. Islam Dan Kesehatan Mental. Jakarta: Pnerbit PT Gunung Agung. Darokah, M & Muhammad, A. 2005. Peran Akhlak Terhadap Kebahagiaan Remaja Islam. Humanitas : Indonesian Psychological Journal Vol. 2 No.1 Januari 2005 : 15 – 27. Eddington & Shuman. 2005. Subjective Well-being (Happines). “Happiness and misery depend as much on temperament as on fortune.” Francois de la Rochefoucauld, Maximes. Continuing Psychology Education 6 continuing education hours. Vol. 7 No.3 35-50. Faturochman, H.T, Marina.W.M, & Lufityanto.G. 2012. Psikologi untuk Kesejahteraan Masyarakat. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Pustaka Belajar. Hurlock, E. 2002. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga. Karyani, U. 2013. Keluarga Sebagai Ranah Utama Kesejahteraan Siswa. Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Prosiding Seminar Nasional Parenting 2013 hal.206-213. ---------, U, dkk. 2014. Pengembangan Instrumen Pengukuran Kesejahteraan Siswa. Laporan Penelitian PUPS. LPPM Universitas Muhammadiyah Surakarta. Konu, AI, & Rimpela,T.P. 2002. Well-being in School: A Conceptual Model. Health Promotion International, Vol 17(1),79-87. Mahmud, Gunawan.H, Yulianingsih.Y. 2013. Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga. Jakarta: Penerbit Akademia Permata. Marie B. & Sienad H. (2005). Measuring Child Well-Being: An Inventory of Key Indicators, Domain, Criteria to Support the Development of a National Set of Child Well-Being. Dublin: The National Children's Office. Rinasti, F, 2011. Hubungan antara Tingkat Religiusitas dengan Subjective Well-being (SWB) pada Remaja Awal. Jurnal Universitas Gunadarma, Vol. 12. No. 57-69. Rosyada, D & Amin, K. 2012. Pengaruh Pengasuhan Orang Tua, dan Peran Guru Di Sekolah Menurut Persepsi Murid Terhadap Kesadaran Religious Dan Kesehatan Mental. Jakarta: Kementerian Agama Republik Indonesia. Santrock, J.W.2012. life-span development perkembangan masa hidup. Edisi ketiga belas jilid 1. Jakarta; erlangga. Saputri,SA. Hardjono, Karyanta, NA, 2013. Hubungan antara religiusitas dengan dukungan sosial dengan psychological well-being pada santri kelas VIII pondok pesantren Tahfidzul Qur’an Ibnu ‘Abbas Klaten. Jurnal Program studi psikologi fakultas kedokteran: Universitas Sebelas Maret. | in_ID |
dc.description.abstract | Sekolah yang baik adalah sekolah yang mampu memberikan pengalaman terbaik bagi siswa-siswinya dan membuat mereka merasa sejahtera (student well-being). Kesejahteraan siswa (student well-being) di sekolah mempengaruhi hampir seluruh aspek dalam mengoptimalkan potensi dan kompetensi siswa di sekolah. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kaitan antara aqidah akhlak dengan kesejahteraan siswa di sekolah. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan positif yang signifikan antara aqidah akhlak dengan kesejahteraan siswa di sekolah. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa siswi SMP swasta di Surakarta berjumlah 87 orang. Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik analisis data uji korelasi Product Moment.. Berdasarkan hasil analisis Product Moment yang menggunakan alat bantu SPSS 19,0 For Windows Program, diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,425, dengan p = 0,000 (p<0,05). Hasil ini menunjukkan ada kaitan positif yang sangat signifikan antara akidah akhlak dengan kesejahteraan siswa di sekolah. Artinya semakin tinggi akidah akhlak siswa/siswi, semakin tinggi pula kesejahteraannya (student well-being). Selain itu juga ditemukan subjek penelitian memiliki tingkat aqidah akhlak dan kesejahteraan siswa di sekolah yang tergolong tinggi. Adapun sumbangan efektif variabel aqidah akhlak terhadap kesejahteraan siswa di sekolah sebesar 18% yang berarti masih ada 82% faktor lain yang mempengaruhi kesejahteraan siswa di sekolah seperti harga diri, kontrol diri, tujuan hidup dan relasi sosial. | in_ID |