Show simple item record

dc.contributor.authorAnas, Muhammad Haedar
dc.contributor.authorUtomo, Yusuf Eko
dc.contributor.authorQomarun, Qomarun
dc.date.accessioned2016-02-05T07:28:24Z
dc.date.available2016-02-05T07:28:24Z
dc.date.issued2015-10-15
dc.identifier.citationGulo, W., 2002. Metodologi Penelitian, Grasindo, Jakarta. Hawwa, Sa‟id, 2003. Panduan Menata Rumah Islami, Robbani Press, Jakarta. Muhadjir, Noeng, 1993. Metodologi Penelitian Kualitatif: Telaah Positivistik, Rasionalistik, Phenomenologik dan Realisme Methaphisik, Rake Sarasin, Yogyakarta. Pemkab Sukoharjo, 2011. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Sukoharjo, 2011-2031, Bappeda Sukoharjo. Sukoharjo. Qomarun, 2004. Eksplorasi tentang Islam, Arsitektur dan Arsitektur Islami, Prosiding Simposium Nasional Arsitektur Islam, UMS, Surakarta. Website: https://id.wikipedia.org/wiki/Cemani,_Grogol,_Sukoharjo, diakses 01-08-2015. https://www.google.co.id/maps/place/Cemani,+Grogol,+Kabupaten+Sukoharjo,+Jawa+Tengah, diakses 01-08-2015.in_ID
dc.identifier.issn1412-9612
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/6575
dc.description.abstractLatar belakang riset ini adalah banyaknya masyarakat di perkotaan yang harus membangun rumah tinggal di lahan yang sempit. Selain harus dapat memenuhi berbagai ruang-ruang untuk kebutuhan tempat tinggalnya, maka rumah berlahan sempit tersebut juga harus memenuhi aspek arsitektur Islami, jika rumah tersebut hadir di perkampungan Islam atau penghuninya menghendaki demikian. Untuk menemukan alternatif penyelesaian permasalahan di atas, maka dilakukan penelitian tentang rumah tinggal berlahan sempit pada kampung Islam, dengan studi kasus di Cemani, Jawa Tengah. Penelitian ini menggunakan metode rasionalistik, sementara kompilasi data dilakukan dengan sampling-purposif. Riset dilakukan pada rumah-rumah yang berlahan di bawah 100m² dan berada dalam satu gang yang sama. Pengamatan dilaksanakan pada bulan Januari-Mei 2015. Hasil riset ini menunjukkan ada 3 model penyelesaian, yaitu: (1) model sharing space, dalam arti masyarakat menggunakan ruang secara bersama-sama dalam satu gang (contoh: ruang parkir bersama dan ruang jemur bersama); (2) model flexibel room, yaitu masyarakat menggunakan ruang dalam rumahnya secara multifungsi (contoh: ruang tamu dan tempat sepeda, ruang keluarga dan tempat jahit, ruang dapur dan tempat jemur); dan (3) model hidden room, yaitu masyarakat menggunakan ruang dalam rumah secara berganti-ganti sesuai kebutuhannya (contoh: tempat tidur di sofa, tempat belajar lesehan, tempat mengaji-sholat di kamar). Sementara itu, konsep hijab yang menjadi cirikhas arsitektur Islami, masih tetap dipertahankan di Kampung Cemani, yaitu pembatasan ruang yang berdasarkan atas muhrim dan jenis kelamin (contoh: pintu masuk rumah, kamar tidur, ruang tamu). Kesimpulan dari riset ini adalah upaya kreatif justru bisa lahir dari kondisi yang terbatas, sementara rekomendasinya adalah diperbanyak penggalian dan terapan desain kreatif berbasis keterbatasan.in_ID
dc.language.isoidin_ID
dc.publisherUniversitas Muhammadiyah Surakartain_ID
dc.subjectarsitektur islamiin_ID
dc.subjectlahan sempitin_ID
dc.subjectcemaniin_ID
dc.subjectdesain kreatifin_ID
dc.titleSTRATEGI PENYELESAIAN RUMAH TINGGAL ISLAMI BERLAHAN SEMPIT DI KAMPUNG CEMANI (Desain Kreatif Perumahan Berbasis Keterbatasan)in_ID
dc.typeArticlein_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record