Pemanfaatan Wajan Gerabah Sangrai Kopi pada Unit Usaha Mikro Kopi Bubuk di Sumba Barat Daya NTT
Abstract
Proses penyangraian adalah tahapan penting dalam produksi kopi bubuk, dimana
pembentukan aroma dan cita rasa khas kopi sangat ditentukan pada tahapan ini. Saat ini
proses sangrai biji kopi kebanyakan sudah menggunakan silinder dan wajan berbahan logam
dari jenis besi atau aluminium. Penggunaan alat sangrai non logam yang terbuat dari gerabah
sudah mulai ditinggalkan oleh masyarakat karena berbagai alasan. Namun masih ada pelaku
usaha produsen kopi bubuk di Sumba Barat yang masih mempertahankan cara penyangraian
tradisional, yaitu dengan menggunakan gerabah tanah liat berbentuk wajan. Penelitian telah
dilakukan untuk menganalisa secara deskriptif adanya perubahan parameter sifat fisik biji
kopi selama penyangraian dan uji kesukaan warna aroma rasa kopi bubuk yang dihasilkan.
Pengujian dilakukan dengan cara membandingkan antara biji kopi sangrai dengan
menggunakan wajan logam dan non logam/gerabah. Penyangraian dengan menggunakan
jenis tungku tanah liat berbahan bakar kayu. Pengadukan bji kopi pada kedua wajan
dilakukan secara manual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa parameter perubahan sifat
fisik biji kopi matang lebih cepat terjadi pada wajan logam. Tingkat kematangan bji kopi
ditunjukkan adanya perubahan warna yang semula coklat kehijauan berubah menjadi coklat
kehitaman. Sedangkan dari uji kesukaan terhadap aroma dan rasa kopi bubuk semua panelis
lebih menyukai kopi bubuk hasil sangrai menggunakan wajan gerabah dibandingkan dengan
wajan logam.