Optimasi Perebusan Biji Ketapang (Terminalia cattapa) Dalam Fermentasi Tempe
View/ Open
Date
2016-05-21Author
Lelatobur, Lovely Ezverenzha
Dewi, Lusiawati
Metadata
Show full item recordAbstract
Tempe merupakan produk pangan fermentasi yang juga merupakan makanan tradisional Indonesia dan telah
banyak dimodifikasi dengan menggunakan bahan lain selain kedelai.Sudah terdapat setidaknya 6 jenis tempe
dengan bahan yang selain kedelai dan salah satunya ada biji ketapang. Biji ketapang mengandung kadar protein
25,3%, lemak 16.35%, serat 11.75% dan karbohidrat 5.8%. Biji ketapang sudah mulai digunakan dalam
pembuatan produk fermentasi seperti kecap, subtitusi tepung dan juga tempe, hanya saja untuk tempe masih
belum diketahui lebih dalam kadar gizinya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan cara pengolahan
tempe khususnya pada perebusan biji ketapang dalam menghasilkan kualitas tempe biji ketapang yang baik
dilihat dari uji proksimat dan organoleptik. Demi tercapai tujuan tersebut, biji ketapang direbus dengan
menggunakan interval waktu perebusan 30 dan 45 menit yang diberi perebusan dua kali dan 60 menit dengan
perebusan sekali. Setelah itu diberi ragi dan difermentasi selama 48 jam kemudian dilakukan uji proksimat dan
organoleptik. Data yang diperoleh dianalisis dengan statistik sederhana (deskriptif). Hasil penelitian
menunjukkan kadar air yang optimal untuk fermentasi tempe biji ketapang adalah pada perebusan 60 menit
dengan persentase kadar air 62.50% untuk kadar abu optimal fermentasi tempe biji ketapang pada perebusan 45
menit yaitu 2.17% untuk kadar lemak dan protein optimal perebusan untuk fermentasi tempe bji ketapang adalah
60 menit dengan persentase 7.16% & 18.24% sedangkan untuk organoleptik skala nilai yang didapat semua
perlakuan adalah 3 (netral). Disimpulkan bahwa nilai gizi berdasarkan uji proksimat dan organoleptik
menunjukkan bahwa perebusan 45 menit dan 60 menit lebih optimal membantu dalam proses fermentasi biji
ketapang menjadi tempe.