Identifikasi Potensi Bahaya Kerja dan Pengukuran Fisik Bangunan Kerja di Laboratorium PLTU Embalut
View/ Open
Date
2017-03-22Author
Busyairi, Muhammad
Nurlaila, Rahmatika
Meicahayanti, Ika
Metadata
Show full item recordAbstract
PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) Embalut merupakan perusahaan yang bergerak di
bidang kelistrikan yang diperuntukkan untuk masyarakat Embalut. Salah satu sarana
pendukung di PLTU Embalut, yaitu Laboratorium WTP yang berfungsi sebagai Quality
Control dalam uji kualitas air dan uji kualitas batubara. Setiap aktivitas rutin yang dilakukan
pekerja di Laboratorium WTP memiliki potensi bahaya diantaranya, potensi bahaya kimia,
potensi bahaya fisik dan pencemaran limgkungan yang bisa berdampak langsung bagi pekerja.
Upaya untuk menjaga keselamatan pekerja diperlukan pencegahan baik secara administrasi
maupun teknis. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi bahaya kerja dan
melakukan evaluasi resiko yang terjadi melalui penilaian matriks resiko menggunakan metode
HIRA (Hazzard Identification Risk Assesment), kemudian memberikan solusi perbaikan dengan
metode FTA (Fault Tree Analysis). Berdasarkan hasil identifikasi potensi bahaya
menggunakan metode HIRA (Hazzard Identification Risk Assesment), teridentifikasi sebanyak
25 potensi bahaya kerja dan nilai resiko yang dihasilkan adalah dominan 2C, kemudian untuk
nilai kategori yang dihasilkan adalah M (Moderate Risk) M yang berarti (moderate risk)
atau resiko menengah, sehingga perlu adanya proses pengendalian dengan prosedur
rutin dan penanganan langsung oleh manajemen terkait. Hasil dari solusi perbaikan
unsafe behavior dengan menggunakan metode FTA (Fault Tree Analysis)
teridentifikasi 6 kejadian puncak antara lain yaitu: kebisingan ≥ 85db, penerangan ≤
500 Lux, temperatur suhu ruangan meningkat, timbulnya bau zat kimia, terpeleset dan
tersandung, serta tersengat listrik. Pengukuran kondisi fisik yang terdiri dari
kebisingan, penerangan ruang 1, penerangan ruang II serta pengukuran suhu dan
kelembaban yang terjadi di area Laboratorium WTP memiliki nilai yang cukup atau
dibawah NAB (Nilai Ambang Batas). Namun, ditinjau dari hasil pengukuran
penerangan ruang I dan ruang II masih memiliki nilai dibawah NAB (Nilai Ambang
Batas). Sehingga hal ini bisa dijadikan bahan evaluasi bagi pihak terkait untuk lebih
meningkatkan kepedulian bagi keselamatan pekerja yang melakukan aktivitas rutin di
dalam Laboratorium WTP.