366 Cerita Rakyat Nusantara: Sebuah Media Aman terhadap Metode Pengembangan Berliterasi bagi Anak Usia Dini
Abstract
Penelitian ini mencoba untuk mengungkapkan buku 366 Cerita Rakyat Nusantara sebagai
sebuah metode pengembangan berliterasi mutakhir bagi anak usia dini. Buku 366 Cerita Rakyat
Nusantara merupakan mahakarya antara praktisi budayawan sekaligus akademisi, dibawah
kerjasama dengan Balai Kajian dan Pengembangan Budaya Melayu di Daerah Istimewa
Yogyakarta. Sederhananya, penelitian ini akan menjawab pertanyaan berikut. Bagaimana buku
366 cerita rakyat nusantara menjadi sebuah media terhadap metode pengembangan berliterasi
bagi anak usia dini? Penelaahan akan menggunakan teori pengembangan bahasa pada anak usia
dini oleh Douglas Brown dalam konsep pemerolehan bahasa. Konsep pemerolehan bahasa sebuah
indikator untuk menganalisis sejauh mana buku 366 Cerita Rakyat Nusantara mempengaruhi anak
usia dini untuk mengembangkan kemampuan kognitif, motorik, bahasa, sosio-emosional, agama
dan moral dalam berliterasi. Hasil observasi menemukan fakta bahwa buku 366 Cerita Rakyat
Nusantara dapat menumbuhkan minat berliterasi bagi anak usia dini. Hal ini disebabkan karena
buku tersebut terdiri atas 366 cerita rakyat yang dapat dimanfaatkan anak untuk memperoleh
pengetahuan dan wawasan mengenai nusantara sejak dini. Sehingga anak dapat membaca ceritacerita
rakyat setiap hari sesuai dengan jumlah hari dalam waktu 1 tahun.