Show simple item record

dc.contributor.authorMenggo, Sebastianus
dc.date.accessioned2017-07-19T02:40:00Z
dc.date.available2017-07-19T02:40:00Z
dc.date.issued2017-04-04
dc.identifier.citationArmstrong, E. M., & Ferguson, A. 2011. Language, meaning, context, and functional communication. Aphasiology, 24(4), 480-496. Tersedia di internet. Diunduh tanggal 16 Februari 2017 dari http://ro.ecu.edu.au/ecuworks/6525. Arikunto. Suharsimi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Brown, D, H. 2004. Language Assessment: Principles and Classroom Practices. New York: Addison Wesly Longman Inc. Brown, D. H. 2007. Principles of Language Learning and Teaching (Fifth Edition). San Fransisco: Pearson Education, Inc. Celce-Murcia, M. 2001. Teaching English as a Second or Foreign Language (Third Edition). New York: Heinle&Heinle, Ltd. Chomsky, N. 1965. Aspects of the Theory of Syntax. Cambridge: MIT Press. Emzir, B. 2014. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif & Kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Halliday, MAK dan Hasan, Ruqaiyah. 1994. Bahasa, Konteks, dan Teks: Aspek-Aspek Bahasa dalam Pandangan Semiotik Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Harmer, J. 2007. How to (New Edition). Edinburgh Gate: Pearson Longman. Kemmis, S & McTaggart, R. 1990. The action research planner. 3rd Victoria: Deakin University. Mckay, Penny. 2007. Assessing Young Language Learners. Cambridge: Cambridge University Press. Pandor, Pius. 2015. Menyibak Praksis lonto léok dalam Demokrasi Lokal Manggarai dalam Armada Riyanto, dkk. Kearifan Lokal Pancasila: Butir-butir Filsafat Keindonesiaan. Yogyakarta: Kanisius. Sibarani, Robert. 2014. Kearifan Lokal: Hakekat, Peran, dan Metode Tradisi Lisan. Jakarta: Asosiasi Tradisi Lisan. Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah Tahun 2006. Jakaarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.in_ID
dc.identifier.issn2549-5607
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/8930
dc.description.abstractBahasa diasumsikan sebagai sebuah sistem komunikasi yang membuat manusia dapat bersosialisasi satu sama lain. Lonto léok adalah salah satu kearifan lokal guyup tutur masyarakat Manggarai, NTT yang merupakan demokrasi lokal yang mengatur tata kehidupan orang Manggarai seperti pemeliharaan perdamaian dan keamanan, penegakan hukum dan adat, kesatuan dan persatuan, pemiliharaan kesusilaan dan sopn santun, pembagian lahan, kegiatan pembelajaran, dan lain-lain. Dalam perspektif pembelajaran keterampilan berbicara, lonto léok memiliki langkah-langkah implementasi yang jelas seperti céngka ‘apersepsi dan eksplorasi’ cica ‘menanggapi’, caca ‘menemukan jalan keluar’ dan congko ‘menyimpulkan’. Langkah-langkah ini dapat mempercepat kemahiran keterampilan berbicara, memacu aktivasi para peserta didik, , dan kelekatan budaya yang semuanya bermuara pada bingkai ketercapaian target pembelajaran.Tujuan dari penelitian untuk menganalisis impelementasi dari pembelajaran bahasa Inggris berbasis budaya lonto léok dalam kemampuan berbicara bahasa Inggris siswa kelas IV SDI Rai di kecamatan Ruteng. Deskriptif kualitatif dengan prosedur purposif diterapkan dalam penelitian ini. Data dikumpul melalui tes dan non tes. Instrumen tes merujuk pada performansi individu dengan menampilkan skoring rubriknya. Sedangkan untuk instrumen non tes adalah lembar observasi dan wawancara. Hasil menunjukkan adanya peningkatan kemampuan berbicara, keaktifan siswa, serta kelekatan budaya siswa kelas IV sekolah dasar SDI Rai kecamatan Ruteng selama proses pembelajaran.in_ID
dc.language.isoidin_ID
dc.publisherMuhammadiyah University Pressin_ID
dc.subjectbudaya lonto léokin_ID
dc.subjectkearifan lokalin_ID
dc.subjectkemampuan berbicarain_ID
dc.titleBudaya Lonto Leok dalam Kemampuan Berbicara Bahasa Inggrisin_ID
dc.typeArticlein_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record