Upaya Menumbuhkembangkan Kepribadian Anak melalui Cerita Fiksi di SD Muhammadiyah 36 Medan
Abstract
Dalam kehidupan sehari-hari, sering kali pembelajaran sastra dianggap hanya untuk mengasah
kemampuan estetika dan etika. Sastra anak pun serasa diasingkan oleh para pengajar, apalagi
mengingat hanya sedikit pengajar yang mampu bersastra. Sastra anak terkesan tidak diajarkan
secara menyeluruh oleh para pengajar. Sehingga sudah jarang kita temui sastra anak yang
muncul di koran atau majalah yang ditulis oleh anak-anak. Siswanto (2011:173) juga mengatakan
bahwa pembelajaran sastra hendaknya digunakan peserta didik sebagai salah satu kecakapan
untuk hidup dan belajar sepanjang hayat yang dibakukan dan harus dicapai oleh peserta didik
melalui pengalaman belajar. Kecakapan hidup tersebut dikelompokkan menjadi lima jenis,
yaitu: kecakapan mengenal diri (self awareness) atau kecakapan personal, kecakapan berpikir
rasional (thingking skill), kecakapan sosial (social skill), kecakapan akademik (academic skill),
dan kecakapan vokasional (vocational skill). Kelima kecakapan tersebut dapat mengembangkan
kepribadian anak secara terstruktur melalui pembelajaran sastra. Dalam hal ini, peneliti membatasi
fiksi menjadi cerita rakyat yang ada di Sumatera Utara yang nantinya akan diperdengarkan oleh
anak-anak SD Muhammadiyah 36 Medan, seperti cerita Danau Toba, cerita Batu Gantung dan lainlain.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif sebagai upaya menumbuhkembangkan
dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.