Show simple item record

dc.contributor.authorWibowo, Tubagus Umar Syarif Hadi
dc.date.accessioned2017-07-19T03:56:29Z
dc.date.available2017-07-19T03:56:29Z
dc.date.issued2017-04-04
dc.identifier.citationBrian Garvey & Mary Krug.2015. Model-Model Pembelajaran Sejarah di Sekolah Menengah. Yogyakarta:Ombak. Encep Supriatna. “Transformasi Pembelajaran Sejarah Berbasis Religi dan Budaya untuk Menumbuhkan Karakter Siswa”. ATIKAN, Vol 2 (1) Juni 2012, 21-44. Jeffery D Nokes. 2011. “Historical Literacy”. Diunduh dari www.slcschools.org/departments /.../ Historical-Literacy.pdf. Titiek Suliyati. 2011. “Melacak Sejarah Pecinan Semarang Melalui Toponim”. Artikel (hasil penelitian yang belum dipublikasikan). Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro. Slavomir Bucher, et.al., “The perception of identity through urban toponyms in the regional cities of Slovakia” Anthropological Notebooks 19 (3): 23–40. Slovene Anthropological Society 2013. Stephanie M. Bennett. “Teachers’ beliefs and implementation of historical literacy pedagogy in three Advanced Placement United States History classrooms.The Georgia Social Studies Journal. Fall 2014, Volume 4, Number 2, pp. 53-67 Sugeng Priyadi. 2012. Sejarah Lokal Konsep, Metode dan Tantangan. Yogyakarta: Ombak. Reuben Rose-Redwood, Derek Alderman, &MaozAzaryahu. “Geographies of toponymic inscription: new directions in critical place-name studies”. Progress in Human Geography 34(4) (2010) pp. 453–470. Robert V. Daniels. 1966. Studying History, How and Why. New Jersey: Prentice – Hall, Inc. Sam Wineburg. 2006. Berpikir Historis: Memetakan Masa Depan, Mengajarkan Masa Lalu. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Siti Hawa Abdullah &Aini Hassan. “EmpatiSejarahDalamPengajaran Dan Pembelajaran Sejarah”. Jurnal Pendidik dan Pendidikan, Jil.22, 61–74, 2007. pp. 61-74.in_ID
dc.identifier.issn2549-5607
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/8953
dc.description.abstractLiterasi Sejarah lokal berperan untuk meningkatkan empati siswa terhadap kekayaan sejarah dan budaya yang terdapat di daerahnya. Salah satu kajian sejarah lokal adalah nama tempat atau toponimi kawasan Banten Lama yang mengandung jejak bahasa, budaya, dan sejarah permukiman manusia dari periode waktu yang berbeda. Siswa sebagai generasi penerus sudah selayaknya dapat mengidentifikasi, menemukan, merekonstruksikan, memahami, dan mengapresiasi bagaimana pendahulunya secara filosofis memberikan nama pada suatu tempat. Pada sisi lain, banyak pengembang di Kota Serang yang menggunakan nama-nama asing untuk memberi toponim hunian yang dibangunnya, menuai keprihatinan dan kekhawatiran akan lunturnya kepekaan dan kebanggaan pada bahasa nasional, yaitu Bahasa Indonesia, terlebih lagi pada bahasa lokal. Tujuan penelitian ini untuk pengembangan literasi sejarah lokal siswa melalui pembelajaran sejarah berbasis toponimi kawasan Banten Lama. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menemukan bahwa pengembangan literasi sejarah lokal perlu mempertimbangkan analisis kebutuhan berupa: (1) profesionalitas guru; (2) konstruksi empati sejarah guru maupun siswa (3) model pembelajaran inovatif; dan (4) budaya sekolah yang mendukung pelaksanaan pembelajaran sejarah lokal.in_ID
dc.language.isoidin_ID
dc.publisherMuhammadiyah University Pressin_ID
dc.subjectliterasi sejarah lokalin_ID
dc.subjecttoponimi kawasan banten lamain_ID
dc.subjectpembelajaran sejarahin_ID
dc.titleMembangun Literasi Sejarah Lokal di Kalangan Siswa melalui Pembelajaran Sejarah Berbasis Keunikan Toponimi Kawasan Banten Lamain_ID
dc.typeArticlein_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record