Show simple item record

dc.contributor.authorSyamsiyah, Nur Rahmawati
dc.date.accessioned2012-04-21T02:17:06Z
dc.date.available2012-04-21T02:17:06Z
dc.date.issued2007-04
dc.identifier.citationAl Qaradhawi, Yusuf, 2000, Tuntunan Membangun Masjid, Gema Insani, Jakarta Abu Ibrahim Muhammad bin Abdul Wahhaab bin Ali bin Muhammad Al Washoobi Al’Abdalli (penulis), 1413 H/ 1993 M, Al-Qaulus Shawab Fi Hukmil Mihrab (judul asli), Perkataan yang Benar tentang Hukum Mihrab (terjemahan), Muhammad Na’im,Lc (penterjemah), 2006, Kerajaan Saudi Arabia Arnold, Sir Thomas, 2003, The Islamic Art and Architecture, Goodwork Publisher, New Delhi Aryanti,Tutin, 2006, The Center vs. The Periphery in Central-Javanese Mosque Architecture, Jurnal Arsitektur Dimensi, Volume 34 Nomor 2, Desember 2006, Universitas Kristen Petra Surabaya Krier, Rob, 2001, Komposisi Arsitektur, Edisi Terjemahan, Erlangga Indonesia, Jakarta Noe’man Ahmad, 2003, Arsitektur Islam, Bandung: Makalah tidak diterbitkan Syamsiyah,Nur Rahmawati,Wisnu S dan W.Nurjayanti, 2006, Kajian Transformasi Mihrab dalam Arsitektur Masjid Melalui Identifikasi Fungsi, Teknis dan Estetika. Studi Kasus Masjid-masjid Jami’ di Surakarta, Hasil Penelitian Dosen Muda DP2M Dikti. Sumalyo, Yulianto, 2000, Arsitektur Masjid, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta Snyder, C.James and Anthony J. Catanese, 1991, Introduction to Architecture (judul asli), Pengantar Arsitektur (terjemahan), Hendro Sangkoyo (penterjemah), Cetakan III, Jakarta, Erlangga Triyuli,Wienty, 2005, Elemen dan Langgam Arsitektur Ruang Dalam Masjid Ki Muara Ogan Palembang, Jurnal Arsitektur Komposisi, Volume 3 Nomor 2, Oktober 2005, Universitas Atma Jaya, Yogyakartaen_US
dc.identifier.issn0853-2850
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/895
dc.description.abstractPerkembangan masjid di negara-negara Islam, termasuk di Indonesia sejauh ini belum pernah ada pengingkaran tentang pendirian mihrab (sebagai tempat imam sholat) di dalam masjid. Namun sebenarnya dasar ilmu (syariat Islam) menempatkan mihrab dalam masjid tidak ada. Telah terjadi pergeseran fungsi ceruk sebagai penanda kiblat (thooq) menjadi mihrab tempat imam. Penelitian ini dilakukan untuk melihat sejauhmanakah masjid-masjid jami’ di Surakarta mengalami pergeseran atau transformasi fungsi mihrab, sehingga dapat diidentifikasi kesesuaiannya dengan syariat Islam. Penelitian dilakukan pada delapan mihrab masjid Jami di Surakarta, yang dianggap telah mewakili masjid-masjid dari kelompok-kelompok (fikroh) agama Islam yang ada di kota Surakarta, yaitu Masjid Agung Surakarta, Masjid Pura Mangkunegaran (Al Wustho), Masjid Tegalsari, Masjid Mujahidin, Masjid Al Fatih, Masjid Asshodiq, Masjid Assagaf dan Masjid Solikhin. Melalui metode kuantitatif (skoring) dan interpretasi hasil melalui metode diskriptif kualitatif ditemukan bahwa transformasi fungsi mihrab terjadi karena kebutuhan efektifitas dan efisiensi ruang secara arsitektural, yang juga dapat diamati melalui periode waktu. Efektifitas dan efisiensi mihrab dipengaruhi oleh perubahan bentuk mimbar. Transformasi fungsi mihrab dalam bentuk yang lain adalah bergesernya fungsi mihrab menjadi hanya sebuah simbol.en_US
dc.subjectMihraben_US
dc.subjectTransformasien_US
dc.subjectEfektif-efisienen_US
dc.titleTRANSFORMASI FUNGSI MIHRAB DALAM ARSITEKTUR MASJID STUDI KASUS : MASJID-MASJID JAMI’ DI SURAKARTAen_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record