Tradisi Menyalukut sebagai Upaya Mitigasi Bencana Kebakaran Lahan di Sub DAS Amandit
View/ Open
Date
2017-05-22Author
Ardhana, Adnan
Susanti, Pranatasari Dyah
Metadata
Show full item recordAbstract
Kebakaran lahan gambut, merupakan kejadian yang hampir terjadi pada
setiap musim kemarau. Kerugian yang ditimbulkan akibat bencana
kebakaran ini sangat tinggi. Bukan hanya asap yang sangat menganggu,
tetapi juga rusaknya ekologi di lahan gambut yang tidak ternilai harganya.
Selama ini, persiapan lahan baik untuk pertanian maupun perkebunan
menggunakan tindakan pembakaran, yang dianggap lebih efektif. Untuk
mengurangi risiko terjadinya bencana kebarakan lahan, maka diperlukan
upaya mitigasi yang tepat, salah satunya adalah dengan tradisi api
terkendali. Tradisi penggunaan api terkendali untuk persiapan lahan
pertanian dan perkebunan dengan menerapkan manajemen penggunaan
api pada masyarakat Dayak, dikenal dengan istilah “menyalukut”.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis fungsi-fungsi manajemen
dalam tradisi “menyalukut” di Desa Lumpangi, Kecamatan Loksado,
Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Propinsi Kalimantan Selatan yang
merupakan daerah tangkapan sungai Ahan Sub DAS Amandit. Penelitian ini
menggunakan metode survey dan wawancara. Responden dipilih secara
purpossive sampling. Data dan informasi yang diperoleh dianalisis secara
diskriptif kualitatif sesuai dengan keluaran yang diharapkan. Hasil
penelitian menunjukkan, terdapat 4 fungsi manajemen yang dilakukan
dalam tradisi “menyakulut”, diantaranya: (1) fungsi perencanaan
(koordinasi, penentuan lokasi dan tebas semak); (2) pengorganisasian
(pembagian kelompok); (3) pergerakan (proses pembakaran dengan sistem
bakar balas) dan (4) pengendalian (pengontrolan api dan sanksi). Meskipun
tradisi ini terbukti efektif menjaga kebakaran lahan pada wilayah tersebut,
namun kebijakan zero burning yang saat ini gencar disosialisasikan
pemerintah juga harus dilaksanakan, sehingga inovasi teknologi persiapan
lahan tanpa bakar yang murah dan efisien mutlak diperlukan untuk
mencegah kemungkinan pembakaran hutan dilakukan secara sembunyisembunyi
dan dapat mengakibatkan kebakaran hutan dalam skala luas.