dc.identifier.citation | Bundu, Patta. (2006). Penilaian keterampilan proses dan sikap ilmiah dalam pembelajaran sains SD. Dirjen Dikti Depdiknas. Buxton, Cory A., Provenzo, Eugene F. (2012). Place-based science teaching and learning 40 activities for k-8 classroom. SAGE Publication. Carin, Arthur A. (1993). Teaching science through discovery. New York: Macmillan Publishing Co. Dillon, Justin. (2006). The value of outdoor learning: evidence from research in the UK and elsewhere. School Science Review, March 2006, 87(320) Muthersbaugh, Kern, and Charvoz. (2014). Impact Through Images: Exploring Student Understanding of Environmental Science Through Integrated Place-Based Lessons in the Elementary Classroom. Journal of Research in Childhood Education, 28: 313–326, 2014 DOI: 10.1080/02568543.2014.913217 Neuman, Donald B. (1993). Experiencing elementary science. California: Wadsworth Publishing Company. Rezba, Richard J., et.al. (1995). Learning and assessing science process skill. Iowa: Kendall/Hunt Publishing Co. Sobel, David. (2004). Place-based education: Connecting Classroom and community. www.antiochne.edu. Diakses tanggal 12 desember 2016 Sobel, David. http://montessorisaskatoon.ca/wpcontent/ uploads/2015/09/Place-based- Ed-web.pdf Widayanti, Esti Yuli. (2016). Strategi pelaksanaan program laboratorium alam untuk penguasaan sikap ilmiah pada pengajaran materi sains di SD/MI. Prosiding Seminar Nasional Karakter Universitas Muhammadiah Ponorogo. Zandvliet, David B. (2012). Development and validation of the Place-Based Learning and Constructivist Environment Survey (PLACES). Learning Environ Res (2012) 15:125– 140. DOI 10.1007/s10984-012-9110-x Organization for Economic Co-operation and Development (OECD-PISA) (last revised 2005). Assessment of scientific literacy in the OECD / Pisa project, http://www.pisa.oecd.org/ | in_ID |
dc.description.abstract | Berdasarkan karakteristik pendekatan ilmiah, kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang
sangat dekat dengan pengajaran sains. Kegiatan dalam pendekatan berupa kegiatan mengamati,
bertanya, mengelompokkan, memperkirakan, menginferensi, dan menyimpulkan adalah kegiatan
pokok dalam pembelajaran materi sains dan merupakan salah satu kompetensi yang diharapkan
sebagai hasil belajar sains, selain penguasaan produk sains dan pembentukan sikap ilmiah. Tulisan
ini bertujuan: 1) menelaah konsep pembelajaran dalam place-based education (PBE) dalam
kaitannya dengan pendekatan ilmiah dalam kurikulum 2013; 2) mendeskripsikan berbagai aktivitas
yang dapat dilakukan dalam PBE berbasis konteks yang dapat meningkatkan literasi sains siswa;
serta 3) mengeksplorasi sikap ilmiah yang dapat dikembangkan melalui berbagai aktifitas dalam
PBE. Salah satu pendekatan pembelajaran sains dengan melibatkan ruang kelas dan luar ruang kelas
adalah place-based education (PBE). PBE dianggap mampu membiasakan siswa untuk melakukan
keterampilan proses sains dengan dukungan wajib dari sikap ilmiah. Sikap ilmiah atau scientific
attitude adalah satu dari tiga tujuan belajar sains disamping penguasaan produk dan keterampilan
proses sains. Penguasaan sikap ilmiah ini dapat dilakukan kalau pembelajaran dilakukan dengan
metode dan strategi yang tepat. Sikap ilmiah yang terlibat dalam aktivitas PBE akan menjadi penentu
keberhasilan aktivitas tersebut dan juga akan tetap melekat pada siswa sebagai sebuah sikap yang
akan dia bawa dalam karakter mereka untuk menjalani kehidupan sehari-hari dengan segala
problematikanya. | in_ID |