dc.identifier.citation | Anderson, L.W. & Krathwohl, D.R. (2001). A taxonomy for learning, teaching, and assessing: A revision of bloom's taxonomy of educational objectives. London: Longman, Original Text from Pennsylvania State University. Andriani, D. E. (2010). Mengembangkan profesionalitas guru abad 21 melalui program pembimbingan yang efektif. Jurnal Manajemen Pendidikan, 6(2). Assrofudin. (2010). Pengertian ( Definisi )Partisipasi . diakses tanggal 01 Mei 2017 dari pada: http://www.canboyz.co.cc/2010/05/pe ngertian-definisi-partisipasi.html. Castle, S., Arends, R. I., & Rockwood, K. D. (2008). Student learning in a professional development school and a control school. The Professional Educator, 32(1), 20. Cottingham, J. (2013). René Descartes: Meditations on first philosophy: With selections from the objections and replies. Cambridge University Press. De Angelis, H., & Skvarca, P. (2003). Glacier surge after ice shelf collapse. Science, 299(5612), 1560-1562. Departemen Pendidikan Nasional, (2005). 1945, Undang-undang dasar 1945 pasal 30, Republik Indonesia, Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional, (2005). Undang-undang nomor 14 tahun 2005, tentang guru dan dosen, Jakarta: Depdiknas. Departemen Pendidikan Nasional, (2005). Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005, Tentang Guru dan Dosen, Jakarta: Depdiknas. Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, Jakarta: Depdiknas. Dryden, G., & Vos, J. (1999). The learning revolution. Learning Web Limited. Fathurrohman, P., & Sutikno, M. S. (2007). Strategi belajar mengajar: strategi mewujudkan pembelajaran bermakna melalui penanamn konsep umum dan konsep Islami. Refika Aditama. Fernandes, J. A. P. (2012). Persepsi mahasiswa terhadap pemberlakuan masyarakat ekonomi asean. Dissertation, Tidak di publikan. Universitas Kristen Satya Wacana. Gulo, W. (2002). Strategi belajar mengajar. Harris, J. R. (2011). The nurture assumption: Why children turn out the way they do. Simon and Schuster. Kamdi, W. (2002). Mengajar berdasarkan model dimensi belajar. Gentengkali: Jurnal Guruan Dasar dan Menengah. 4 (6): 29-35 Lauter, N., & Doebley, J. (2002). Genetic variation for phenotypically invariant traits detected in teosinte: implications for the evolution of novel forms. Genetics, 160(1), 333-342. Miles, Matthew B & huberman, A Michael. (1992). Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI Press Moleong, J. L. (2004). Metodelogi Penelitian Kualitatif (edisi revisi). Bandung: PT Remaja Rosdakarya. O’Connor, Patrick D. T. (2001). Practical reliabilit engineering, Fourth Edition, England: Jonh Wiley & Sons Ltd. Permendiknas No 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah Rahmad, D.J. (1991)Psikologi Komunikasi. Bandung. Remaja Rosdakarya. Ross, David. (2007). Framework for 21st century learning. Diakses tanggal 01 Mei 2017 dari http://www.p21.org/our-work/p21framework Sabri, A. (2005). Strategi belajar mengajar dan micro teaching. Jakarta: Quantum Teaching. Sagala, S. (2009). Konsep dan Makna Pembelajaran untuk membantu memecahkan problematika belajar dan mengajar. Bandung: Alfabeta. Sanjaya, W. (2007). Kajian Kurikulum dan Pembelajaran. Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Rosdakarya. Saud, U. S., & Sutarsih, C. (2007). Pengembangan profesi guru SD. Bandung: UPI Press Schulz, B. (2008). The importance of soft skills: Education beyond academic knowledge. Nawa: Journal of Language & Communication, 2(1). Slavin. (1997). Educational psycology theory and practice. Five Edition. Boston: Allin and Bacon Sofa, Pakde. (2008). Keterampilan bertanya, mendengar dan evaluasi. Diakses tanggal 01 mei 2017 dari https://massofa.wordpress.com/2008/0 2/04/keterampilan-bertanyamendengar-dan-evaluasi-dalampembelajaran-fisika/. Sukmadinata, D.S. (2005). Landasan psikologi proses pendidikan, Bandung: PT Rosda Karya. Suprijanto. (2009). Pendidikan orang dewasa. Jakarta: PT. Bumi Aksara Suryosubroto. (2002). Manajeman pendidikan di sekolah . Jakarta: PT. Rineka Cipta Sutiyoso, P.T. (2015). Pengembangan kemampuan berpikir kritis dan keratif dalam pembelajaran. Diakses tanggal 02 Mei 2017 dari https://stellamariseducation.wordpress .com/2015/04/29/pengembangankemampuan-berpikir-kritis-dankreatif-dalam-pembelajaran/ Swartz, R., Costa, A., Beyer, B., Reagan, R., & Kallick, B. (2008). Thinking-based learning: Activating students’ potential. Norwood, MA: ChristopherGordon. Tilaar, H. A. R. (1998). Beberapa agenda reformasi pendidikan nasional dalam perspektif abad 21. Magelang: IndonesiaTera. Turmuhzi, Ahmad. (2015). Mengajarkan keterampilan berpikir kritis pada siswa. Diakses tanggal 01 mei 2017 dari http://www.kompasiana.com/turmuzi. ahmad/mengajarkan-keterampilanberpikir-kritispadasiswa_55285113f17e61893b8b45 81 UNDP. (2015). laporan tahunan UNDP 2015, jakarta: UNDP Woodward, B. S., Sendall, P., & Ceccucci, W. (2010). Integrating soft skill competencies through project-based learning across the information systems curriculum. Information Systems Education Journal, 8(8), 115. Ysh, A. S., Mudzanatun, M., & Indrianto, D. (2012). Meningkatkan hasil belajar melalui model pembelajaran kooperatif mata pelajaran matematika siswa kelas iv semester 1 sd negeri bango 1 demak tahun pelajaran 2011/2012. Malih Peddas, 2(1/juli). | in_ID |