dc.identifier.citation | Donie, Syahrul, (1996). Persepsi dan faktor yang mempengaruhi partisipasi petani dalam kegiatan konservasi tanah dan air. Buletin Pengelolaan DAS No III, 1, 1996. ISSN 1410-1106. Ekawati, Sulistya, Purwanto, Syahrul Donie dan C. Nugroho SP., (2002). Faktorfaktor yang mempengaruhi kelestarian adopsi teknk konservasi tanah. Buletin Teknologi Pengelolaan DAS No VIII, 3, 2002. Farida, (1996). Analisis partisipasi wanita dalam konservasi tanah pada desa adaptif dan kurang adaptif di Sub DAS Solo Hulu. Buletin Pengelolaan DAS No III, 2, 1996. ISSN 1410-1106. Harun, MK., 2013. Membangun partisipasi masyarakat dalam rehablitasi hutan dan lahan. Balai penelitian dan pengembangan lingkungan hidup dan kehutanan, banjar baru. Foreibanjarbaru.dephut.go.id Jeujanan, dkk.,2015. Jeujanan, Samuel., Prabang Setyono, Sri Budi Astuti, 2015. Kajian Perilaku Masyarakat dalam Pemanfaatan Sumberdaya Alam pada SubDAS Keerom Distrik Senggi Kabupaten Keerom Provinsi Papua. Jurnal Ekosains Vol 7 No 3 Tahun 2015. Pascasarjana. Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2015. Muspida (2008). Kearifan Lokal dalam pengelolaan hutan Kemiri rakyat di Kabupaten Maros Sulawesi Selatan. Jurnal Hutan dan Masyarakat Vol III No 2 Agustus 2008. Okunade, E.D., (2006). Factor influencing adoption of improved farm practices among women farmers in Osun State. Journal of Human Ecology, Vo. 19 No 1-4, January-April 2006. Kamla-Raj Enterprises, Delhi, India. Paranaon, D., dkk., (2012). Pelaksanaan Program GN-RHL, Kasus BPDAS Saddang Kabupaten Tana Toraja. Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin, Makassar. Laporan Penelitian. http//www.pascaunhas.ac.id//jurnal/.. Salampessy, ML., Bramasto Nugroho dan Herry Purnomo, (2010). Partisipasi kelompok masyarakat dalam pengelolaan kawasan hutan lindung, kasus di Hutan Lindung Gunung Nona, Kota Ambon, Propinsi Maluku. Perennial 6 No 2 Tahun 2010, 99-107. Sardi, 2008. Kajian Penanganan Sedimentasi dengan Waduk Penampung Sedimen pada Bendungan Serbaguna Gajahmungkur. Universitas Gadjahmada, 2008. Thesis. Supangat, A.,dkk., 2015. Pengelolaan DAS Mikro Naruan, SubDAS Kaduang, DAS Bengawan Solo. Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pengelolaan DAS Surakarta. Laporan Tahunan, 2015. Tariyati, dkk., 2011. Pemahaman Masyarakat Terhadap Daerah Rawan Ekologis di Kabupaten Sragen dan Bojonegoro. Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Yogyakarta. Thesiwati (2013) Thesiwati, AS., 2011. Analisis Perilaku Masyarakat dalam Pengelolaan Lingkungan di sepanjang DAS Batang Kuranji. Jurnal Pelangi Vol 3 No 2 Tahun 2011. STKIP PGRI, Sumbar. Wahyuningrum, N. dan Agung Supangat, (2016). Analisis Spasial Kemampuan Lahan dalam Perencanaan DAS Mikro. Majalah Ilmiah Globe Vol 18 No 1 2016 Wibowo, (1997). Introduction of policy for forest squatters. Directorate General of Transmigration Community Development, Ministry of transmigtration and Forest Resettlement. Paper prsented at the second tropical forest conservation measures seminar, Tokyo, 1997. | in_ID |
dc.description.abstract | Pertumbuhan penduduk yang pesat telah mendorong masyarakat
memanfaatkan lahan di wilayah hulu DAS untuk tanaman semusim yang
seharusnya sudah dijadikan kawasan lindung. Teknologi rehabilitasi hutan
dan lahan (RHL) yang berbasis pohon, salah satu solusi yang ditawarkan.
Namun solusi ini masih sulit dilaksanakan oleh sebagian masyarakat
sehingga lahan kembali seperti semula. Penelitian bertujuan untuk
mengetahui sejauhmana hubungan pemilihan pola pemanfaatan lahan
dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat dan mencari alternative pola
pemanfaatan lahan yang sesuai. Penelitian dilakukan dari tahun 2015
sampai tahun 2016 dan dirancang sebagai penelitian aksi. Responden
sebanyak 90 orang dipilih purposive dari peserta proyek rehabilitasi
SubDAS Naruan seluas 957,12 ha, yang meliputi tiga desa, yaitu Desa
Bubakan, Desa Wonokeling dan Desa Wonoharjo. Data terkait dengan polapola
pemanfaatan lahan tegalan dan kondisi sosial ekonomi petani.
Pengolahan data dilakukan dengan tabulasi frekwensi dan regresi linier
berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga pola
pemanfaatan lahan oleh petani, pertama pola tanaman semusim yang
dicampur dengan tanaman keras dan rumput; kedua pola tanaman keras
dicampur dengan semusim; dan ketiga pola tanaman semusim tanpa
tanaman keras. Pemilihan pola tersebut sangat terkait dengan pekerjaan
pokok masyarakat (koefisien korelasi -0,41), kebiasaan merantau (-0,378),
status kepemilikan lahan (0,345), serta jumlah tanggungan keluarga (-
0,221). Semakin pekerjaan utamanya petani maka responden semakin
memilih pola tanaman semusim dan menolak pola full tanaman keras.
Sebagai alternative pola pemanfaatan lahan di hulu DAS dapat ditempuh
dengan pola selang-seling antara tanaman keras (kayu-kayuan) dengan
tanaman semusim, yang disebut dengan “surjan”. | in_ID |