Show simple item record

dc.contributor.authorSuparti, S.
dc.contributor.authorFatimah, Muyasarah
dc.date.accessioned2017-10-30T03:46:41Z
dc.date.available2017-10-30T03:46:41Z
dc.date.issued2017-05
dc.identifier.citationAchmad, dkk. 2011. Panduan Lengkap Jamur. Depok : Penebar Swadaya. 7. Aini. 2014. Media Alternatif Untuk Pertumbuhan Jamur Menggunakan Sumber 8. Karbohidrat yang Berbeda. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Alex, M.S. 2001. Meraih Suksesn Dengan Budidaya Jamur Tiram, Jamur Merang, Jamur Kuping. Jakarta : Penebar Swadaya. 9. Alexander, M. 1994. Biodegradation and Bioremediation. United States of America: Academic Press, Inc. 10. Anonym. Manfaat Sehat Si Manis Ubi Jalar. 2010. http://woman.kapanlagi.com/k esehatan/-manfaat-sehat-simanis ubujalar,html. (diakses 21 Desember 2015 ). 0 11. Atlas, Ronald M. 2004. Handbook of Microbiological Media Third Edittion Volue 1. United States Of America: CRC Press. 12. Benson, Harold J. 2002. Microbiological Apllication Laboratory Manual in General Microbiology. New York: McGraw-Hill. 13. Cappuccino, James G. Sherma, Natalie. 2013. Manual Laboratorium Biologi. Jakarta: EGC. 14. Carlile. MJ and S.C. Watkinson. 1995. The Fungi. San Diego: Academic Press. 15. Dewi, I.K. 2009. Efektivitas Pemberian Bloteng Kering Terhadap Pertumbuhan Jamur Tiram Putih ( Pleurotus ostreatus ) pada Media Serbuk Kayu. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta. 16. Difco and BBL Team. 2009. Manual of Microbiological Culture Media Second Edition. New York: Becton, Dickinson and Company. 17. Djarjiah N.M. dan Djarjiah A.S. 2001. Budidaya Jamur Tiram. Yogyakarta: Kanisius. 18. Dwidjoseputro. 2005. DasarDasar Mikrobiologi. Yogyakarta: Djambatan. 19. Gandjar, Indrawati. 2006. Mikrologi Dasar dan Terapan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. 20. Gunawan. A.W. 2000. Usaha Pembibitan Jamur. Penebar Swadaya. 112 hal. ISBN 979489-539-3. 21. http://bisnisusaha.info/usahabudidaya-jamur-merangmedia-kardusdirumah/(diakses 20 November 2015) 22. http://www.google.co.id/m?&q =jamur+tiram#imgrc=2w8YYz NkfvuNkm%3A/ 23. (diakses 20 November 2015)24. http://www.tanobat.com/ubi- jalar-ciri-ciri-ubi-jalar-sertakhasiat-dan pemanfaatnya.html. (diakses 20 November 2015) 25. Jannah, dkk. Pengaruh Penambahan Air Rebusan Kecambah Kacang Hijau Pada Media PDA Terdapat Pertumbuhan Miselium Biakan Murni Jamur Tiram Putih. Malang: Universitas Negeri Malang. 26. Junoto. 1980. Pedoman Praktikum Mikrobiologi Umum. Yogyakarta: Fakultas Pertaniam UGM. 27. Jusuf, M. 2010. Amplified Fragment Length Polymorphism Diversity of Cultivated White Oyster Mushroom Pleurotus ostreatus. Journal of Biosciences (17): 21-26. 28. Lilly, Virgil Greene and Horace L. Barnett.1951. Physiology of the Fungi. New York: McGraw Hill Book Company. 29. Martyniuk, Stefan And Oron, Jadwiga. 2011. Use Of Potato Extract Broth for Culturing Root-Nodule Bacteria. Polish Journal of Microbiology, 60 (4): 323-327. 30. Mufarrihah, L. 2009. Pengaruh Penambahan Bekatul Dan Ampas Tahu Pada Media Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Jamur Tiram Putih.Skripsi. Malang: Universitas Islam Negeri Malang. 31. Muliani, L. 2000. Produksi Biomassa Miselia Jamur Tiram Putih Pada Media Padat dengan Memanfaatkan Hasil Samping Penggilingan Gandum. Bogor: Institut Teknologi Bogor. 32. Rao, Shidar P.N. 2014. Bacterial Culture Media. www.microrao.com/micronote s/culture_media.pdf. (diakses pada 28 Desember 2015). 33. Richana, Nur. 2012. Araceae & Dioscorea “Manfaat umbiUmbian Indonesia”. Bandung: Nuansa. 34. Sinaga, Meity Suradji. 2000. Jamur Merang dan Budidayanya. Jakarta: Penebar Swadaya. 35. Suharnowo, L.S. Budipramana dan Isnawati. 2012. Pertumbuhan Miselium Dan Produksi Tubuh Buah Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Dengan Memanfaatkan Kulit Ari Biji Kedelai Sebagai Campuran pada Media Tanam. Lentera Biologi (1): 125–130. 36. Sukendro L. Agustin W.G dan Okky S.D. 2001. Pengaruh Pengomposan Limbah Kapas Terhadap Produksi Jamur Merang. Jurnal Mikrobiologi Indonesia. 6 (1): 19-22. 37. Suprapti. 2000. Budidaya Jamur Tiram Pada Media Serbuk Gergaji. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan Badan Peneliti dan Pengembangan Kehutanan dan Perkebunan. Bogor. 20 hal. ISBN 979-95743-2-3. 38. Tjitrosoepomo, Gembong. 2010. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Yogjakarta: UGM Press. 39. Widyastuti S.M. Sumardi. Irfan dan Harjono. 2002. Aktivitas Penghambat Trichoderma sp. 40. Winarti, Sri. 2010. Makanan Fungsional. Surabaya: Graha Ilmu. 41. Winda, S. 2009. Pembuatan Potato Dextorse Agar. http://www.mikromedia.co.org . 42. ( Diakses pada tanggal 7 Desember 2015) 43. Yanuati, I. 2001. Kajian Perbedaan Komposisi Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Jamur Tiram Putih (Pleurotus florida). Skripsi. Malang: Universitas Brawijaya. 44. Yuniasmara. C. Mucroji dan M. Bakrun. 1999. Jamur Tiram: Penebar Swadaya.in_ID
dc.identifier.issn2527-533X
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/9354
dc.description.abstractBudidaya jamur merupakan usaha memperbanyak jamur dengan cara menanamnya pada media buatan yang sesuai dengan tempat hidup jamur tersebut. Secara umum proses budidaya jamur meliputi empat tahap yaitu pembuatan biakan murni, biakan induk, bibit induk dan bibit produksi (Gunawan, 2000).Biakan murni (F0) adalah asal mula bibit diperoleh dari pemilihan jamur yang baik. Jamur kemudian diisolasi sporanya dalam keadaan steril. Isolasi ini dilakukan pada cawan petri berisi media PDA. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas bibit F0 jamur tiram dan jamur merang pada media umbi ungu dengan sumber nutrisi yang berbeda sumbernya. Jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode rancangan acak lengkap (RAL) dua faktorial dengan empat perlakuan dan dua kali ulangan yaitu faktor 1. Jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode rancangan acak lengkap (RAL) dua faktorial dengan empat perlakuan dan dua kali ulangan yaitu faktor 1 jenis sumber nutrien (ekstrak, bubur dan tepung) dan faktor 2 jenis jamur (merang dan tiram). Hasil penelitian menunjukkan bahwa bibit F0 pada media ubi ungu yang terbaik adalah untuk jamur tiram dengan sumber nutrisi bentuk ekstrak, yaitu diameter 8,5 cm, dan miseliumnya rapat dan padat, sedang pada jamur merang yang terbaik pada media bubur , diameternya 9,5 cm, miseliumnya rapat dan tipis. Sedangkan untuk bibit f0 jamur tiram yang tidak baik ialah pada sumber nutrisi bubur (5,5 cm,), untuk merang pada sumber nutrisi ekstrak (1,5 cm,).in_ID
dc.language.isoidin_ID
dc.publisherProsiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) Ke-2in_ID
dc.subjectjamur tiram dan merangin_ID
dc.subjectubi unguin_ID
dc.subjectekstrakin_ID
dc.subjectbuburin_ID
dc.subjecttepungin_ID
dc.subjectbibit F0in_ID
dc.titlePertumbuhan Miselium Bibit F0 Jamur Tiram Putih dan Jamur Merang Pada Media Ubi Jalar Unguin_ID
dc.typeArticlein_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record