dc.identifier.citation | American Standart Testing Method C 618 – 93, 1991. Standard Test Method for Fly Ash, Annual book of ASTM volume 04.02, USA Anggun, M, 2003. Pengaruh Penambahan Polivinyl Acetat Terhadap Kuat Tekan Beton, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. Anonim, 1990, Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal, SKSNI T15-1990-03, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta. ASTM C 618 – 93, 1991. Standard Test Method for Fly Ash, Annual booj of ASTM volume 04.02, USA Departemen Pekerjaan Umum, 1982. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia, Puspen dan Pengembangan Pemukiman, Jakarta. Gideon, H. K., Kole P, Sagel, 1994. Pedoman Pengerjaan Beton, Erlangga, Jakarta. Murdock, dan K.M.Brook, 1999. Bahan dan Praktek Beton, terjemahan Hindarko, S, Penerbit Erlangga, Jakarta. Nugraha, P, 1989. Teknologi Beton, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Kristen Petra, Surabaya. Supriatno, A, 2008. Pemanfaatan Filler Tanah Liat pada HRS-B Ditinjau dari Karakteristik Marshall dan Durabilitas, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. Tjokrodimuljo, K, 1995. Bahan Bangunan, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Tjokrodimuljo, K, 1995. Bahan Bangunan, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Tjokrodimuljo, K, 1996. Teknologi Beton, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. | en_US |
dc.description.abstract | Banyaknya pegunungan aktif di Indonesia membuatnya memiliki deposit tanah pozolan yang berlimpah. Bahan pozolan
sudah lama dikenal di Indonesia sebagai bahan bangunan yang dicampur kapur padam. Hanya pengolahannya masih terbatas
dan belum dimanfaatkan secara optimal. Telah dilakukan pengujian terhadap suatu bahan alternatif dimana bahan tersebut
akan diaplikasikan sebagai bahan pengganti semen. Bahan alternatif tersebut adalah Tanah dari daerah Tulakan-Pacitan-Jawa
Timur dan berperan sebagai pengganti sebagian semen dalam jumlah tertentu pada campuran beton. Tanah Tulakan
mengandung senyawa-senyawa yang diperlukan dalam pembentukan semen konvensional, yaitu senyawa-senyawa oksida
seperti CaO, SiO2, Al2O3, dan Fe2O3, maka tanah Tulakan dapat difungsikan sebagai pengganti tanah liat yang digunakan
pada pembuatan semen konvensional. Kebutuhan kandungan CaO yang masih sedikit pada tanah Tulakan dapat dicukupi
dengan penambahan batu kapur. Komposisi Tanah Tulakan dengan tambahan kapur pada campuran adalah ( 10% kapur +
tanah Tulakan 0% ; 5% ; 10% ; 15% ; 20%) dari jumlah semen yang digunakan, dengan lima buah benda uji untuk masingmasing
variasi campuran. Rencana campuran adukan beton menggunakan metode perancangan menurut cara SNI dengan
faktor air semen (f.a.s) rencana 0,5. Benda uji berupa silinder beton diuji pada umur 28 hari. Penggantian semen dengan
tanah+kapur sebesar 5% mengalami kenaikan 2,092% dari kuat tekan rata - rata beton normal sebesar 29,048 MPa menjadi
31,689 MPa. Penggantian semen dengan tanah+kapur sebesar 10% mengalami kenaikan 12,338%. Penggantian semen
dengan tanah+kapur sebesar 15% mengalami kenaikan 9,739%. Penggantian semen dengan tanah+kapur sebesar 20%
mengalami kenaikan 9,415% dari kuat tekan rata - rata beton normal. Secara keseluruhan, penggunaan Tanah Tulakan +
kapur sebagai pengganti semen efektif bisa mempertahankan bahkan menaikkan nilai kuat tekan beton. | en_US |