Show simple item record

dc.contributor.authorFitriatun, Erna
dc.contributor.authorNopita, Nopita
dc.date.accessioned2018-05-07T06:05:00Z
dc.date.available2018-05-07T06:05:00Z
dc.date.issued2017-08
dc.identifier.citationDirektorat Pembinaan PKLK Pendidikan Dasar (2013). Pedoman umum penyelenggaraan pendidikan inklusif (sesuai Permendiknas No. 70 tahun 2009). Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Dasar. Direktorat Pembinaan PKLK Pendidikan Dasar (2013). Berbagai peraturan pendidikan khusus dan layanan khusus. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Dasar. Elisa, S., & Wrastari, A. T. (2013). Sikap guru terhadap pendidikan inklusi ditinjau dari faktor pembentuk sikap. Jurnal Psikologi Perkembangan dan Pendidikan, 2 (01), 1-10. Ilahi, M.T. (2013). Pendidikan inklusif (Konsep & Aplikasi). Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA. Kustawan, D. (2013). Manajemen pendidikan inklusif (Kiat sukses mengelola pendidikan inklusif di sekolah umum & kejuruan). Jakarta timur: PT. Luxima metro media. Lasarie,E., & Gusniarty, U. (2009). Hubungan antara self-efficacy guru dengan sikap terhadap program pendidikan inklusi bagi anak berkebutuhan khusus. Jurnal Psikologia, 4 (2), 4248. Mahat, M. (2008). The development of a psychometrically-sound instrument to measure teachers’ multidimensional attitudes toward inclusive education. International Journal of Special Education, 23 (1), 82-92. Taylor, W.R., & Ringlaben, P.R. (2012). Impacting pre-service teachers’ attitudes toward inclusion. Higher Education Studies, 2 (3), 16-23.id_ID
dc.identifier.isbn978-602-361-102-7
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/9735
dc.description.abstractSatu lagi wacana tentang sistem pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus, yaitu pendidikan inklusi. Sistem pendidikan ini memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi siapa pun yang hendak menempuh program pendidikan, tidak hanya bagi anak-anak yang memiliki tingkat kegeniusan tinggi tetapi juga bagi mereka yang dianggap berbeda dan terbelakang dari anak-anak normal lainnya. Namun dalam tataran praktis, tentu sistem pendidikan ini akan menemui banyak kendala. Salah satu kendala yang terbayangkan adalah bagaimana seorang guru bersikap dalam penanganan suatu kelas yang sangat heterogen. Sehingga dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah sikap yang dimiliki guru terhadap pendidikan inklusi. Dimana metode yang digunakan adalah library research. Selanjutnya, hasil kajian pustaka menuliskan ada dua sikap guru terhadap inklusi yaitu sikap menerima dan sikap menolak atau sikap positif dan sikap negatif.id_ID
dc.language.isootherid_ID
dc.publisherProsiding Seminar Nasional Pendidikan Berkemajuan dan Menggembirakan (The Progressive & Fun Education Seminar) ke -2id_ID
dc.titleSikap Guru Terhadap Pendidikan Inklusiid_ID
dc.typeArticleid_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record