dc.identifier.citation | Adisetya Margaretha, Arif Rahman dan M. Choiri. 2012, Analisis Overall Equipment Effectiveness Pada Rotary Printing Machine Guna Meminimalisir Six Big Losses, Jurusan Teknik Industri, Universitas Brawijaya, Malang. Blanchard, S. Benjamin. (1997), An Enhanced Approach for Implementing Total Productive Maintenance in The Manufacturing Environment, Journal of Quality in Maintenance Engineering, Vol 3. Fitriadi, Ratnanto. Bayu Kuncoro, Gancang 2013. Analisa Perbaikan Mesin CNC Ma-1 Dengan Menggunakan Indikator Kinerja Overall Equipment Effectiveness (OEE). Prosiding SNST ke-4 Tahun 2013. Moubray, John. (1992), Reliability Centered Maintenance, Second Edition, Industrial Press Inc. Nakajima, Seiichi. (1988). Introduction to Total Productive Maintenance, 1ST Edition, Productivity Inc, Cambridge. Pomorski, T.R., (1997), Total Productive Maintenance (TPM) Concepts and Literature Review, Brooks Automation Inc, USA. Tangen, S. 2004. Evaluation and revision of performance measurement systems. (Doctoral dissertation, KTH, Production Engineering, Stockholm, Sweden), Available from Industriell produktion. (Trita-IIP No. 04:14) http://urn.kb.se/resolve?urn=urn:nbn:se:kth:diva-19. | id_ID |
dc.description.abstract | Overall Equipment Effectiveness (OEE) merupakan indikator untuk mengukur keberhasilan Total Productive Maintenance (TPM) sebuah proses industri dalam kaitanya menjaga efektifitas alat/ mesin produksi. TPM berfokus pada nilai maksimal peralatan dan tenaga manusia, tujuan utama TPM adalah performa alat/ mesin dengan zero defect dan zero breakdown. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai OEE mesin Moulding Disamatic, melakukan analisis nilai OEE, dan menentukan langkah perbaikan. Penelitian terdiri dari kegiatan rekapitulasi data real produktifitas, menetukan availablility rate, performance rate, Quality rate dan OEE serta menentukan tindakan perbaikan yang tepat. Hasil Penelitian menunjukan rata-rata nilai OEE mesin Moulding Disamatic selama Januari – Oktober 2017 adalah sebesar 72,46% atau performance mesin masih dibawah standart dan harus dilakukan tindakan perbaikan. Tindakan perbaikan dirumuskan berdasarkan analisis OEE dengan pendekatan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) untuk mengevaluasi tingkat keandalan dan menentukan efek dari kegagalan mesin Moulding Disamatic. Kegagalan mesin Moulding Disamatic berdasarkan Risk Priority Number(RPN) disebabkan oleh set up and adjustment dengan mode failure Pouring Furnace dan Moulding mesin rusak. Tindakan perbaikan yang di rekomendasikan adalah pada kerusakan Pouring Furnace dilakukan penggantian motor van pendingin coil keeping, pemasangan indicator trouble coil (off), dan kerusakan Moulding mesin dilakukan perbaikan core setter dengan mengganti control selenoid valve pompa hidrolis, perbaikan blower core setter dengan mengganti motor blower ring. | id_ID |