Analisis Risiko dan Strategi Aksi Mitigasi pada Usaha Penjualan Mesin Teknologi Tepat Guna dengan Metode House of Risk (Studi Kasus: Toko Sedia Mesin)
Abstract
Pada perusahaan yang berkaitan dengan pengadaan barang, salah satu sistem yang berpotensi menghadapi risiko yang tinggi adalah sistem Supply Chain Management. Perusahaan perlu mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh dalam supply chain serta risiko-risiko yang mungkin terjadi dalam tiap tahapannya. Dalam mitigasi risiko proses supply chain, pengukuran kinerja pasokan akan dijadikan dasar dalam melakukan perbaikan, yaitu dengan pemetaan proses berdasarkan Supply Chain Operations Reference (SCOR). SCOR adalah model acuan operasi supply chain dan membagi proses-proses supply chain menjadi 5 proses inti yaitu plan, source, make, deliver dan return. Toko Sedia Mesin merupakan salah satu badan usaha penjualan mesin-mesin teknologi tepat guna yang berada di Jalan Kaliurang, Yogyakarta. Toko Sedia Mesin tidak lepas dari proses supply chain, yaitu pengadaan barang dari supplier, penyimpanan di warehouse, penjualan dan pengiriman kepada customer. Pada penelitian ini dilakukan analisis kejadian risiko, penyebab risiko, serta penentuan prioritas aksi mitigasi risiko agar manajemen risiko dapat berjalan lebih optimal. Analisis tersebut menggunakan metode House of Risk (HOR). Berdasarkan hasil analisis risiko dan perancangan strategi migitasi, teridentifikasi 17 kejadian risiko, 19 agen penyebab risiko dan 11 aksi mitigasi risiko. Dari 19 agen risiko yang teridentifikasi, terdapat 6 (enam) agen penyebab risiko yang melingkupi 80% dari dampak risiko perusahaan yaitu: proses QC kurang ketat, agen pengiriman tidak profesional, kurangnya kapasitas & kapabilitas supplier, fluktuasi nilai tukar rupiah, perubahan kebijakan pajak oleh pemerintah, dan gangguan listrik, telpon & internet. Ada 6 aksi migitasi risiko yang dapat dilakukan oleh manajemen Toko Sedia Mesin, yaitu: koordinasi yang lebih baik dengan supplier, training pada pekerja, implementasi SOP, memperketat sistem QC, memperbanyak pilihan agen pengirim, dan koordinasi yang lebih baik dengan agen pengirim.