dc.identifier.citation | Abdurahman, Deden. Dkk. 2008. Biologi Kelompok Pertanian dan Kesehatan. Bandung: Grafindo Media Pratama. Akiyama, H., K. Fuji., O. Yamasaki., T. Oono., & K. Iwatsuki. 2001. “Antibacterial action of several tannin against Staphylococcus aureus”. Journal of Microbial Chemotherapy. 48: 487-491. Denish A. 2007. Percobaan Perbanyakan Vegetatif Kematian (Lunasia amara Blanco) melalui Kultur Jaringan [Skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Ehiowemwenguan, G., Emoghene, A.O Inetianbor, J.E. 2014. “Antibacterial and Phythocemical Analiysis of Banana Fruit Peel”. IQSR Journal of Pharmacy. Vol 4. Leifert, C. And Cassells, A. C. 2001. “Micobial Hazards in Plant Tisue and Cell Cultures”. Journal of in Vitro Cell. Dev. Biol. Plant. 37: 133-138. Lesmana, Rahayu. 2017. Potensi Biosida Ekstrak Pelepah Pisang dan Kulit Pisang Ambon pada Pertumbuhan Biji Kacang Hijau secara In Vitro [Skripsi]. Surakarta: FKIP Biologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Mardiana, Lina. 2012. Daun Ajaib Tumpas Penyakit. Jakarta: Penebar Swadaya. Msogoya, et al. 2012. “Identification and Management of Microbial Contaminants of Banana In Vitro Cultures”. Journal of Applied Biosciences. 55:3987-3994. ISSN 1997-5902. Ningsih,Nurmiati, dan Agustien. 2013. “Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kental Tanaman Pisang Kepok Kuning (Musa paradiacal Linn.) terhadap Stapyloccocus aureus dan Escherichia coli” Jurnal Biologi Universitas Andalas. 3:207-213.ISSN :0024-9548. Nisa, C & Rodinah. 2005. “Kultur Jaringan Beberapa Kultivar Buah Pisang (Musa paradisiaca L.) dengan Pemberian Campuran NAA dan Kinetin”. Jurnal Bioscientiae. Vol 2. No 2. Purnobasuki, Hery. 2011. Perkecambahan. Jakarta: Grafindo. Puspita, Anindya. 2017. Potensi Biosida Ekstrak Akar dan Batang Pisang Kepok untuk Pertumbuhan Biji Kacang Hijau secara In Vitro [Skripsi]. Surakarta: FKIP Biologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Santoso U, Nursandi F. 2003. Kultur Jaringan Tumbuhan. Malang: UMM Press. Sharaf, E. MA. & Weathers, P. 2006. “Movement and Containment of Microbial Contamination in the Nutrient Mist Bioreactor”. Journal of In Vitro Cell Dev Biol-Plant. 42: 553-557. Sinta, Masna, M. Riyadi, Imron. Dan Sumaryono. 2014. “Identifikasi dan Pencegahan Kontaminasi pada Kultur Cair Sistem Perendaman Sesaat”. Jurnal Menara Perkebunan. 82(2): 64-69. Smith, R.H. 2013. Plant Tisue Culture Thirth Edition. Texas: Elsivier. Soesanto, L., & Ruth, F. R. 2009. Pengimbasan Ketahanan Bibit Pisang Ambon Kuning terhadap Penyakit Layu Fusarium dengan beberapa Jamur Antagonis. Jurnal HPT Tropika. 9(2). Wijayanti, Marlina. 2017. Stabilitas Hand Sanitizer Berbahan Dasar Bonggol dan Pelepah Pisang Kepok [Skripsi]. Surakarta: FKIP Biologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Yusnita. 2003. Kultur Jaringan Cara Memperbanyak Tanaman Secara Efisien. Jakarta: AgromediaPustaka. | id_ID |
dc.description.abstract | Tanaman pisang kepok memiliki kandungan flavonoid dan saponin yang berpotensi sebagai biosida yang digunakan untuk menghambat mikroorganisme dalam teknik kultur jaringan tanaman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui presentase media yang tidak terkontaminasi dan mengetahui konsentrasi serbuk biosida pelepah pisang kepok yang tidak menghambat pertumbuhan eksplan. Parameternya adalah media yang tidak terkontaminasi, laju pertumbuhan kecambah biji kacang hijau berupa tinggi tanaman, jumlah akar dan jumlah daun. Percobaan dilakukan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan yaitu control positif, control negative, P1K1 (0,30%), P1K2 (0,35%), P1K3 (0,40%) dan P1K4 (0,45%), masing-masing perlakuan dengan 6 ulangan. Ekstraksi pelepah pisang kepok menggunakan metode maserasi dengan menggunakan pelarut etanol 70% (1:10) dilanjutkan dengan evaporasi hingga mendapatkan ekstrak kental menggunakan watterbath. Untuk mendapatkan serbuk maka ditambahkan laktosa dengan perbandingan 1:3. Hasil penelitian menunjukan P1K4 dengan konsentrasi serbuk biosida 0,45% mampu mencegah terjadinya kontaminasi sebesar 100%. P1K4 lebih efektif sebagai biosida dibandingkan konsentrasi yang lainnya tanpa menghambat laju pertumbuhan kecambah biji kacang hijau secara in vitro. Pertumbuhan kecambah terlihat dari tinggi batang 16,01 cm, jumlah daun 2 helai dan jumlah akar 6 helai. | id_ID |