dc.identifier.citation | Doughari, J. H. (2012). Phytochemicals: Extraction Methods, Basic Structures and Mode of Action as Potential Chemotherapeutic Agents. Phytochemicals - A Global Perspective of Their Role in Nutrition and Health, 1-32. Intech. Diakses dari http://cdn.intechopen.com/ pdfs/32936/InTech-Phytochemicals_extraction_methods_basic_structures_and_mode_of_ action_as_potential_chemotherapeutic_agents.pdf Estika, A. (2010). Penanggulangan Biofouling di Dasar Kapal- Organisme Laut Penghasil Antifoulant Pengganti TBT (Tri-n-butyl tin). Diakses dari https://www.scribd.com/doc/ 48990981/Penanggulangan-Biofouling-di-Dasar-Kapal Fajarullah, A., Irawan, H., & Pratomo, A. (2014). Ekstraksi Senyawa Metabolit Sekunder Lamun Thalassodendron ciliatum Pada Pelarut Berbeda. Jurnal Universitas Maritim Raja Ali Haji. Diakses dari https://www.researchgate.net/publication/313396900_Ekstraksi_Senyawa _Metabolit_Sekunder_Lamun_Thalassodendron_ciliatum_Pada_Pelarut_Berbeda Hernawan, U.E. et al. (2017). Status Padang Lamun Indonesia 2017. Diakses dari http:// www.oseanografi.lipi.go.id/haspen/booklet%20status%20lamun%202017.pdf Marhaeni, B. (2011). Potensi Bakteri Simbion Tumbuhan Lamun Sebagai Penghambat Terjadinya Biofouling Di Laut. Tesis, Institut Pertanian Bogor. Diakses dari https://repository.ipb.ac.id/ jspui/bitstream/123456789/55177/1/2011bma.pdf Lestari, N. (2018). Automatic Wiper Menggunakan Rain Sensor Pada Pt. Nusa Sarana Citra Bakti Lubuklinggau. JUSIKOM, Vol 3 No.1, Juni 2018, 10-21. Diakses dari https://www. researchgate.net/publication/328805016_Automatic_Wiper_Menggunakan_Rain_Sensor_Pada_Pt_Nusa_Sarana_Citra_Bakti_Lubuklinggau. Prasetiawan, N.R. (2017). Ancaman Kerusakan Habitat Lamun Di Pulau Wangi-Wangi, Wakatobi. Prosiding Simposium Nasional Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 2017 (Makalah SN17PM00043). Puspasari, A.R., Dewi, E.N., & Rianingsih, L. (2017). Aplikasi Antioksidan dari Ekstrak Lamun (Cymodocea rotundata) pada Minyak Ikan Tongkol (Euthynnus affinis). AGRITECH, Vol. 37, No. 2, Mei 2017, 115-120 DOI: http://doi.org/10.22146/agritech.25324. Puspitasari, R. (2016). Evaluasi Penggunaan Ekstrak Lamun Sebagai Bahan Aktif Antifouling Terhadap Produsen Perairan. J. Segara Vol. 12 No. 1, April 2016, 45-51. Diakses dari https://www.researchgate.net/publication/305393696_Evaluasi_Penggunaan_Ekstrak_Lamun_Sebagai_Bahan_Aktif_Antifouling_Terhadap_Produsen_Perairan. Putra, R.T., Lukmayani, Y., & Kodir, R.A. (2015). Isolasi dan Identifikasi Senyawa Flavoid dalam Tumbuhan Lamun Cymodocea Rotundata Ehrenberg & Hemprich Ex Ascherson. Prosiding Penelitian SPeSIA Unisba 2015, 444-450. Diakses dari http://karyailmiah.unisba.ac.id/ index.php/farmasi/article/viewFile/1986/pdf Rahmawati, U., Agustini, T.W., & Romadhon. (2016).. Kajian Aktivitas Antibakteri Ekstrak Lamun (Thalassia Hemprichii) Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus dan Escherichia Coli. Prosiding Seminar Nasional Tahunan Ke-V Hasil-Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan, Juni 2016, 466-473. Diakses dari http://eprints.undip.ac.id/51350/1/54._(D)_ULY_ RAHMAWATI-Kajian_Aktivitas_Antibakteri_Ekstrak _Lamun_Thalassia_hemprichii_ terhadap_Bakteri_Staphylococcus_aureus_dan_Escherichia_coli.pdf Rejeki, S. (2009). Suksesi Penempelan Makro Marine-biofouling Pada Jaring Karamba Apung di Teluk Hurun Lampung. Ilmu Kelautan : Indonesian Journal of Marine Sciences, Volume 14(2), 112-117. Diakses dari https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ijms/article/viewFile/ 291/188 Ruslan, A.F. (2014). Kepadatan dan Keragaman Macrobiofouling pada Dermaga Beton dan Dermaga Kayu di Pulau Balanglompo. Kec. Mattiro Sompe. Kab. Pangkep. Skripsi, Universitas Hasanuddin. Diakses dari https://core.ac.uk/download/pdf/25495889.pdf Saxena, M., Saxena, J., Singh, D. & Gupta, A. (2013). Phytochemistry of Medicinal Plants. Journal of Pharmacognosy and Phytochemistry Volume 1 Issue 6 : 168-182. Diakses dari http://www.phytojournal.com/archives/2013/vol1issue6/PartA/26.pdf Sari, D. W. S. (2013). Potensi Lamun Enhalus acoroides dan Thalassia hemprichii dari Perairan Pulau Pramuka Kepulauan Seribu Sebagai Antioksidan dan Aktivitasnya dalam Menghambat Pembentukan Peroksida. Skripsi, Universitas Padjadjaran. http://media.unpad.ac.id/ thesis/230210/2009/230210090060_c_4251.pdf Tim Pembina Jabatan Fungsional Perekayasa BPPT. (2016). Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Perekayasa dan Angka Kreditnya. Jakarta : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Ulfa, S., Anggo, A.D., & Romadhon. (2014). Uji Potensi Aktivitas Antioksidan Dengan Metode Ekstraksi Bertingkat Pada Lamun Dugong (Thalassia Hemprichii) Dari Perairan Jepara. Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 3, Nomor 3, 32-39. Diakses dari https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jpbhp/article/view/5405. | id_ID |
dc.description.abstract | Biofouling adalah penempelan dan akumulasi organisme hidup pada permukaan substrat yang terbenam di laut. Organisme ini dapat saja melekat sementara maupun permanen pada permukaan material yang ditempelinya. Secara alami kehadirannya adalah peristiwa yang wajar dan tidak dianggap sebagai gangguan jika menempel pada substrat alami. Namun kenyataannya penempelan tersebut tidak hanya terjadi pada substrat alami, tetapi juga terjadi pada berbagai sarana kepentingan manusia seperti kapal, dermaga, dan objek lain yang dibenamkan di laut seperti perangkat statis untuk keperluan pemantauan dan pengawasan, baik berbentuk purwarupa (prototype) maupun produk jadi (finish goods). Diantara piranti pemantauan yang terkena imbas negatif dari biofouling adalah prototype hasil perekayasaan teknologi pemantauan untuk budidaya laut yang diaplikasikan di pesisir pantai Desa Waha, Kabupaten Wakatobi. Penempelan biofouling pada prototype ini dalam waktu yang relatif singkat menyebabkan kinerja visualisasi kamera dan sistem sensor terganggu. Menjawab latar belakang tersebut, maka dibuatlah desain prototype baru sebagai tujuan penelitian ini untuk meminimalisasi pertumbuhan biofouling, sehingga permasalahan dapat tereduksi dan lebih memberikan jeda signifikan bagi frekuensi maintenance. Alat dan bahan dalam penelitian ini adalah perangkat terdahulu yang terkontaminasi biofouling berupa piranti sensor parameter kualitas air laut, IP Camera, dan acrylic housing dari kedua piranti utama tersebut, serta bahan lamun yang digunakan sebagai bahan pelapis casing. Metode yang diterapkan meliputi metodologi perekayasaan secara umum yang terdiri dari desain konseptual, eksplorasi, observasi, desain awal, dan desain rinci. Hasil desain menggambarkan prototype baru yang telah dilengkapi perangkat berupa wiper untuk menghalau microfouling dari kepala sensor dan mata kamera serta bahan yang bisa memperlambat dan melindunginya dari penempelan biofouling berupa tumbuhan lamun yaitu bahan ramah lingkungan dengan perlakuan sedemikian rupa, sehingga dapat difungsikan sebagai bahan cat antifouling untuk melindungi casing. Kesimpulannya adalah desain yang dibuat memungkinkan teratasinya gangguan kinerja dari visualisasi kamera dan sistem sensor karena telah tersedianya perangkat dan bahan yang bisa meminimalisasi perkembangbiakkan elemen-elemen dari biofouling. | id_ID |