dc.identifier.citation | Haji,T.S. dan S. Legowo. (2001). “Pemanfaatan SIG untuk Model Hidrologi Sebar Keruangan.” Makalah disampaikan dalam PIT XVIII HATHI, Malang. Kustamar. (2007). Pengembangan Model Simulasi Penggunaan Lahan Untuk Mengendalikan Fluktuasi Debit Sungai. Disertasi. Tidak Diterbitkan. Kustamar, dan Sari Sai, S. (2008). “Penanganan Daerah Rawan Bencana Banjir Bandang Kota Larantuka NTT.” Buletin Keairan, Puslitbang SDA Bandung. Vol.1 No.1. Kustamar. (2008). “Pengembangan Model Hidrologi DAS ITN 1.” Jurnal Sumber Daya Air, Puslitbang SDA Bandung . Kustamar, Mundra, I.W. (2010). “Membangun Konsep Pengkondisian Terbentuknya Akuifer Buatan Di Daerah Batuan Kapur (Karst)”. Proseding Semnas Teknik SDA 9 Nopember 2010, Hal: 25; ISBN: NO. 978-979-98539-9-8 Kustamar, Yulianti, E. Sari Sai, S, Sunik. (2010). “ITN-2 River Basin Hydrology Model, a Distributed-Conceptual Model for Predicting Flood without Using Calibration”. Jurnal Dinamika Teknik Sipil. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Vol 10 No 3. Pitt, R., S.E.Chen, and S.Clark. (2001). Infiltration Trought Compacted Urban Soil and Effects on Biofiltration Design, Presented at the Low Development Roundtable Conference. http://www.personal.psu.edu/faculty/s/e/sec16/Maryland%20LID %20roundrtable%20abstract.htm. 3 April 2004. Rawls, W.J., D.L. Braken Siek, and K.E. Saxton. (1982). “Estimation of Soil Water Propertis”, Transactions of the American Society of Agriculture Engineering, Vol.25 No. 5. PP. 1316 – 1320. Singh, V.P., and D.A.Woolhiser. (2002). “Mathematical Modeling of Watershed Hydrology.” Jurnal Of Hydrology Engineering, July/August 2002, hal. 270-292.Suhartanto, E. (2001). Optimasi Pengelolaan DAS di Sub DAS Cidanau Kab. Serang Propinsi Banten Menggunakan Model Hidrologi ANSWERS. http://rudyct.250x.com/sem1_012/erysuhar-tanto.htm. 21 Juni 2004. Suharto, B. (2002). “Modeling Hidrologi Untuk Pengelolaan Sumberdaya Air Dan Peramalan Hidrograf Banjir Pada Daerah Aliran Sungai.” Naskah Pidato Pengukuhan sebagai Guru Besar Teknik Tanah dan Tata Air, UNBRAW. Malang. Van Dijk, A. I.J.M. (2002). “Water and Sediment Dynamics in Bench-terraced Agricultural Steeplands in West Java, Indonesia.” Tesis. http://www.geo.vu.nl/~trendy/fullthesis.pdf. 19 Sept. 2004. Yeo, I.Y., S.I.Gordon, and J.M.Guldmann. (2003). Optimizing Patterns of Land Use to Reduce Peak Runoff Flow and Nonpoint Source Pollution with an Integrated Hydrological and Land- Use Model. http://knowlton.osu.edu/KSAstudent/crp/Gordon/yeo.pdf. 12 Juli 2004. | en_US |
dc.description.abstract | Identifikasi daerah rawan bencana banjir dalam proses penyusunan Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW). Pada umumnya
dilakukan dengan model statistic berdasarkan data terjadinya bencana. Akurasi hasil dari metode ini tentunya semakin
rendah manakala terjadi perubahan penggunaan lahan, baik akibat kerusakan kondisi lingkungan yang telah terjadi maupun
dampak perubahan rencana penggunaan lahan. Proses alih ragam hujan pada suatu kawasan hingga menjadi aliran sungai
realitif rumit, kerena dipengaruhi oleh berbagai factor yang saling terkait. Oleh karena rumitnya proses tersebut, maka untuk
menganalisanya diperlukan model hidrologi DAS berjenis terdistribusi. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka Model
Hidrologi DAS ITN 2 dikembangkan menjadi Model Hidrologi DAS ITN 3. Pengembangan yang dilakukan dalam Model
Hidrologi DAS ITN 3, ialah peningkatan kepekaan model terhadap perubahan jenis dan kondisi penggunaan lahan, serta
strategi dalam proses hitungannya. Peningkatan kepekaan model terhadap perubahan kondisi penggunaan lahan dilakukan
dengan mengakomodasi pengaruhnya terhadap kapasitas infiltrasi. Pengaruh tersebut dinyatakan dengan koefisien koreksi
(Kk), yaitu merupakan perbandingan antara besarnya kapasitas infiltrasi yang diukur pada suatu lokasi dengan kapasitas infiltrasi
yang diketahui dari informasi jenis tanah. Pengembangan juga dilakukan dalam hal proses analisisnya, yaitu yang semula
dilakukan secara terpisah antara proses analisa spasial dengan hitungan numerik, dicoba dilakukan secara bersamaan. Dalam
Model Hidrologi DAS ITN 2, analisa spasial dilakukan dengan alat bantu ArcView GIS dan untuk analisa numerik digunakan
program Fortran. Sedangkan dalam Model Hidrologi DAS ITN 3 untuk analisa spasial dan numeriknya digunakan alat
bantu model builder yang terdapat dalam ArcGIS. Dengan mengakomodasi pengaruh penggunaan lahan dalam analisa kapasitas
infiltrasi, peran parameter kalibrasi numerik menjadi sangat kecil sehingga Model Hidrologi DAS ITN 3 dapat digunakan
untuk analisa debit banjir tanpa melalui proses kalibrasi. | en_US |