dc.contributor.author | Rahayu, Hartati | |
dc.date.accessioned | 2013-08-02T07:43:05Z | |
dc.date.available | 2013-08-02T07:43:05Z | |
dc.date.issued | 2013-06-01 | |
dc.identifier.citation | Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Penilaian dan Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFEE. Sufanti, Main dan Laili Etika Rahmawati. 2012. Teori Evaluasi Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Surakarta: FKIP UMS. Sumardjo, Jakob. 2007. Catatan Kecil Tentang Menulis Cerpen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Suyata, Pujiati. 2008. Pengembangan Sistem Penilaian Berbasis Kompetensi yang Menyatu pada Pembelajaran Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional UNY. Tarigan, Henry Guntur. 2008 Menulis sebagai Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. | en_US |
dc.identifier.isbn | 978-979-1032-64-3 | |
dc.identifier.issn | 978-979-1032-64-3 | |
dc.identifier.uri | http://hdl.handle.net/11617/3358 | |
dc.description.abstract | Penilaian ranah afektif merupakan penilaian yang mencakup banyak
dimensi yang antara lain mencakup watak perilaku perasaan, sikap,
minat, emosi, dan motivasi. Ranah afektif merupakan salah satu
ranah yang perlu dikembangkan, diiventori karena secara langsung
dan tidak langsung akan mempengaruhi keberhasilan peserta didik.
Tujuan utama dalam penilaian ranah afektif, khususnya dalam
menulis cerpen adalah sebagai pedoman bagi guru untuk
meningkatkan keberhasilan belajar-mengajar siswa. Sesuai dengan
kompetensi dasar 2.5. mata pelajaran bahasa Indonesia kelas VIII
dalam kurikulum 2013 bahwa siswa diharapkan memiliki perilaku
jujur dan percaya diri dalam pengungkapan kembali peristiwa hidup
diri sendiri dan orang lain. Maka, dapat diterapkan dalam
pembelajaran menulis cerpen berdasarkan pengalaman yang pernah
dialami siswa. Penilaian ranah afektif dalam menulis cerpen dapat
dijadikan alat untuk mengetahui sikap dan minat siswa dalam
menulis cerpen. Adapun jenis-jenis skala yang dapat digunakan,
misalnya skala Likert dan pengukuran minat. Instrumen yang digunakan dalam penilaian ranah afektif tidak berbentuk tes,
melainkan bentuk non-tes. Bentuk non-tes adalah angket atau
kuesioner, pedoman pengamatan, atau pedoman wawancara. Penilaian
ranah afektif diharapkan dapat dicontoh oleh para guru sehingga
dapat menunjang keberhasilan belajar siswa yang lebih optimal. Di
samping itu, untuk mengetahui kegagalan dalam belajar-mengajar
apakah dari faktor akademik atau faktor afektif. | en_US |
dc.publisher | Universitas Muhammadiyah Surakarta | en_US |
dc.subject | penilaian ranah afektif | en_US |
dc.subject | menulis cerpen | en_US |
dc.subject | meyongsong kurikulum 2013 | en_US |
dc.title | Penilaian Ranah Afektif Dalam Menulis Cerpen Menyongsong Kurikulum 2013 | en_US |
dc.type | Article | en_US |