Reinterpretasi Ketidaksantunan Pragmatik
Abstract
Studi ketidakseimbangan antara kesantunan dan ketidaksantunan berbahasa
telah menjadi perhatian serius para ahli pragmatik dalam pembelajaran bahasa.
Ketidaksantunan merupakan fenomena yang ada di sebagian besar masyarakat
dan budaya tetapi sejauh ini telah dianggap sebagai studi pragmatik. Tulisan ini
dimaksudkan untuk memicu studi fenomena tampaknya baru ini bahwa studi
pragmatik menjadi lebih luas di Indonesia. Keterbatasan teori yang tersedia dari
fenomena pragmatis ini seharusnya tidak menghalangi studi pragmatik.