Refusal Strategies to Invitation by Native And Non Native Speakers of English
Abstract
Dalam konteks masyarakat Jawa, penolakan cenderung mengancam perasaan
dan harga diri petutur, sementara dalam kontek masyarakat Inggris, penolakan
cenderung tidak mengancam muka positif petutur, meskipun dalam kontek tertentu
penolakan juga dapat mengancam wajah positif namun efeknya tidak begitu serius.
Makalah ini membandingkan sekuensi dan frekuensi penggunaan semantic formula
dan adjunct dalam tindak tutur penolakan yang dilakukan oleh penutur asli
bahasa Inggris dan penutur bahasa Jawa pembelajar bahasa Inggris. Strategi
penolakan yang digunakan oleh penutur asli bahasa Jawa juga disajikan guna
melihat apakah strategi yang berbeda yang digunakan oleh pembelajar bahasa
Inggris merupakan pengaruh dari strategi bahasa ibu. Data penelitian diperoleh
melalui discourse completion task (DCT) yang melibatkan sembilan skenario
percakapan. Strategi penolakan diklasifikasikan berdasarkan pada taksonomi
penolakan oleh Beebe, Takahashi, dan Uliss-Weltz (1990). Hasil studi menunjukkan
bahwa strategi pragmalinguistik tindak tutur penolakan yang digunakan oleh kedua
kelompok penutur pada umumnya sama, meskipun strategi yang digunakan oleh
pembelajar bahasa Inggris juga ada yang berbeda, khususnya semantic formula
dan adjunct yang digunakan untuk mengungkapkan kesantunan.