Show simple item record

dc.contributor.authorMardiyana, Mardiyana
dc.contributor.authorTriyanto, Triyanto
dc.contributor.authorPurnomo, Yoppy Wahyu
dc.date.accessioned2012-03-20T07:58:23Z
dc.date.available2012-03-20T07:58:23Z
dc.date.issued2011-07
dc.identifier.citationBudiyono. (2009). Statistika untuk Penelitian (Edisi 2). Surakarta: UNS Press. Depdiknas. (2008). Kreativitas. Jakarta: Ditjend PMPTK Depdiknas. Kasturiarachi, A. B. (2004). “Counting on Cooperative Learning to Uncover The Richness In Undergraduates Mathematics”. Primus : Problems, Resources, and Issues in Mathematics Undergraduate Studies. 14 (1). 55-78. Liu, C.C & Chen, I. J. C. (2010). ”Evolution of Constructivism”. Contemporary Issues in Education Research, 3 (4). 63-66. Marpaung. 2005. Peranan Psikologi dalam Inovasi Pembelajaran Matematika. Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Pendidikan Matematika di UNESA. Surabaya, tanggal 28 Februari 2005. Ozkan, H. H. (2010). “Cooperative Learning Technique through Internet Based Education: A Model Proposal”. Academic Research Library, 130 (3). 499-508. Powell, K. C & Kalina, C. J. (2009). “Cognitive and Social Constructivism: Developing Tools for An Effective Classroom”. Academic Research Library. 130 (2). 241-250. Prince, M. J. & Felder, R. M. (2006). “Inductive Teaching and Learning Methods: Definitions, Comparisons, and Research Bases”. Journal of Engineering Education, 95 (2). 123-138. Pusat Penilaian Pendidikan. (2009). Laporan Hasil Ujian dan Statistik Ujian Nasional Tahun 2008/2009. Badan Penelitian dan Pengembangan, Depdiknas. Tatag. (2007). Pembelajaran Matematika Humanistik yang Mengembangkan Kreativitas Siswa. Makalah Disampaikan pada Seminar Nasional Pendidikan Matematika “Pembelajaran Matematika yang Memanusiakan Manusia” di Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta, 29-30 Agustus 2007. Widdiharto. (2004). Model-model pembelajaran matematika SMP. Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SMP. Yogyakarta: PPPG Matematika. Woods, D. M & Chen, K. C. (2010). “Evaluation Techniques For Cooperative Learning”. International Journal of Management and Information Systems. 14 (1). 1-5.en_US
dc.identifier.issn978-979-636-131-1
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/609
dc.description.abstractTujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui manakah diantara model pembelajaran penemuan terbimbing, cooperative learning, dan konvensional yang dapat memberikan hasil belajar yang lebih baik. (2) Untuk mengetahui manakah diantara kategori kreativitas siswa (tinggi, sedang, dan rendah) yang memberikan hasil belajar yang lebih baik. (3) Untuk mengetahui interaksi antara model pembelajaran dan kreativitas siswa terhadap hasil belajar. Hasil belajar pada penelitian ini dibatasi pada pokok bahasan Bangun Ruang Sisi Lengkung. Populasi penelitian adalah semua siswa kelas IX SMP se-Sub Rayon 04 Kabupaten Wonogiri dengan sampel terdiri masing-masing 3 kelas dari 2 sekolah. Pengambilan sampel dilakukan secara kombinasi antara stratified random sampling dan cluster random sampling. Sebagai alat pengumpul data yaitu tes, angket, dan dokumentasi. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental semu dengan menggunakan analisis variansi dua jalan sel tak sama, yang sebelumnya dilakukan uji normalitas dengan metode Lilliefors dan uji homogenitas dengan metode Bartlett. Berdasarkan analisis variansi dan dilanjutkan uji komparasi ganda maka kesimpulan penelitian ini adalah (1) Model penemuan terbimbing memberikan hasil belajar yang sama dengan model cooperative learning, tetapi lebih baik daripada konvensional. (2) Kreativitas yang lebih tinggi memberikan hasil belajar lebih baik daripada kreativitas yang lebih rendah. (3) Pada kategori tinggi, model penemuan terbimbing lebih baik hasil belajarnya daripada cooperative learning dan cooperative learning lebih baik hasil belajarnya daripada model konvensional. Pada kreativitas sedang maupun rendah, penemuan terbimbing dan cooperative learning memberikan hasil belajar yang sama tetapi lebih baik daripada konvensional. Kecuali itu, pada pembelajaran penemuan terbimbing, kreativitas tinggi lebih baik hasil belajarnya daripada kreativitas sedang dan kreativitas sedang memiliki hasil belajar yang sama dengan kreativitas rendah. Pada model cooperative learning maupun konvensional, kreativitas tinggi, sedang, maupun rendah memiliki hasil belajar yang sama.en_US
dc.publisherMUPen_US
dc.subjectPenemuan Terbimbingen_US
dc.subjectCooperative Learningen_US
dc.subjectKreativitasen_US
dc.subjectHasil Belajar Matematikaen_US
dc.titleEFEKTIVITAS MODEL PENEMUAN TERBIMBING DAN COOPERATIVE LEARNING DITINJAU DARI KREATIVITAS SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA (Eksperimentasi di Kelas IX SMP se-Sub Rayon 04 Kabupaten Wonogiri)en_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record