dc.identifier.citation | ASHRAE (2004) Thermal Environmental Condition for Human Occupancy (ASHRAE Standard 55). ASHRAE: Atlanta US. Badan Meteorologi dan Geofisika. (2003). Climate Information Di Beberapa Kota Indonesia Juni 2003. http://www.meteo.bmg.go.id/klimatologi/ infoklimat.htm, diakses 8 Agustus 2003. Baharuddin, Ishak, M T, Beddu, S, & Yahya, M. (2012). Kenyamanan Termal Gedung Kuliah Bersama Kampus Baru Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin. Paper presented at the Semesta Arsitektur Nusantara (SAN) 1, Universitas Brawijaya, Malang. Baharuddin, Ishak, M T, Beddu, S, & Osman, M Y. (2013). Analisis Kenyamanan dan Lingkungan Termal pada Ruang Kuliah dengan Ventilasi Alami (Studi Kasus: Kampus II Fakultas Teknik Unhas Gowa). Paper presented at the Semesta Arsitektur Nusantara (SAN) 2, Universitas Brawijaya, Malang. Baharuddin, Rahim, MR, Ishak, MT, Amin, S. (2014) The Effect of Environmental Factors on the Thermal Comfort of Occupants in Building Interior. Paper presented at the International Seminar on 15th SENVAR and 2nd AVAN, Jurusan Arsitektur, Universitas Hasanuddin, Makassar. Fanger, P.O. (1970). Thermal Comfort—Analysis and Applications in Environmental Engineering. Copenhagen.: Danish Technical Press. Feriadi, Henry, & Wong, Nyuk Hien. (2004). Thermal comfort for naturally ventilated houses in Indonesia. Energy and Buildings, 36(7), 614-626. Mendell, M.J., & Heath, G.A. (2005). Do indoor pollutants and thermal conditions in schools influence student performance? A critical review of the literature. Indoor Air, 15, 27-52. Karyono, T.H. (2000), Teori Adaptasi dan Keberlakuannya Bagi Penentuan Suhu Nyaman di Indonesia. Kalang, Jurnal Arsitektur Tarumanegara, Vol.II No.1. Karyono, Tri Harso. (1993), Higher PMV causes higher energy consumption in air-conditioned buildings: a case study in Jakarta, Indonesia. In F. Nicol, et al. (eds.) Standard for Thermal Comfort: Indoor Air Temperature Standard for the 21st Century, Chapman & Hall, London, pp. 2-19-226. | in_ID |
dc.description.abstract | Kenyamanan termal dalam ruangan akan meningkatkan produktivitas kerja, tidak terkecuali bagi
ruang kelas yang digunakan sehari-hari oleh murid-murid/siswa-siswa dalam menuntut ilmu. Salah
satu pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam mendukung proses belajar mengajar adalah
lingkungan belajar, yang berhubungan dengan kondisi iklim di ruang kelas, yang erat kaitannya
dengan kenyamanan termal.
Bangunan dalam hal ini adalah bangunan sekolah dasar negeri yang menjadi wadah aktivitas belajar
mengajar. Berdasarkan pengamatan peneliti, maka peneliti melakukan penelitian pada salah satu
sekolah SD Negeri Sudirman 1 dengan tujuan mengetahui apakah suhu yang dihasilkan oleh
luasan bukaan yang ada di SD NEGERI SUDIRMAN 1 Kota Makassar telah berhasil menciptakan
kenyamanan termal yang sesuai oleh standar yang berlaku, diantaranya yaitu suhu udara,
kelembaban dan kecepatan angin. Metode pengumpulan dan pengolahan data yang digunakan dalam
mengumpulkan data menggunakan kuesioner, observasi dan wawancara. Dalam observasi pada
tanggal 4 Mei 2016, menggunakan alat bantu diantaranya LSI-LASTEM Multi Logger, (b) HOBO
data logger, dan (c) HOBO data logger with external sensor dan meteran. Sedangkan untuk metode
pengolahan datanya menggunakan Ms. Excel dan SPSS.21.
Hasil kuesioner menunjukan bahwa sensasi termal semua responden di seluruh ruangan pengamatan
adalah netral. Hasil dari PMV menunjukan perbedaan nilai antara Kelas IV-B dan kelas V-A yaitu
pada kelas IV- (+2,0) dan pada ruang kelas V-A (+2,2), nilai tersebut menunjukan bahwa ruangan
tersebut memberikan sensasi sedikit panas bagi penghuninya sesuai dengan hasil wawancara. | in_ID |