Show simple item record

dc.contributor.authorAsikin, Damayanti
dc.contributor.authorAntariksa
dc.contributor.authorWulandari, Lisa Dwi
dc.date.accessioned2017-01-12T02:08:29Z
dc.date.available2017-01-12T02:08:29Z
dc.date.issued2016-12-07
dc.identifier.citationAltman, I., (1980), “Culture and Environment”, Monterey. Ca. Brooks/Cole Altman I. & Low S., (1992), “Human Behavior and environment: Advances in theory and research”, Vol 12: Place Attachment. New York: Plenum Press Amorim L. & Loureiro C., (2007), “The Space of Architecture and a New Conservation Agenda”. City & Time 2 (3): 1. [online] URL: http://www.ct.ceci-br.org Amorim, L., Loureiro,C., & Nascimento, C., (2007), “Preserving Space: Towards a New Architectural Conservation Agenda”, Proceedings, 6th International Space Syntax Symposium, İstanbul, 2007 Antariksa, (2012), “Pemikiran dan Tahapan dalam Pelestarian”, https://www.academia.edu/7762340/Pemikiran_dan_Tahapan_dalam_Pelestarian_ , diakses 22 Pebruari 2016 Asmarani, I.K., Antariksa, & Ridjal, A.M., (2016), “Elemen Arsitektural Rumah Bangsal di Desa Larangan Luar Pamekasan Madura”. http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id , diakses 31 Mei 2016 Asikin, D., (1996), “Keragaman Spasial Rumah Tinggal di Daerah Pengaliran Sungai Brantas Kelurahan Kotalama – Kotamadya Malang”, Tesis, PPS UGM Yogyakarta, tidak dipublikasikan. Bott, S., Cantrill, J.G., & Myers, O.E. Jr., (2003), “Place and the Promise of Conservation Psychology”, Human Ecology Review, Vol. 10, No. 2, 2003; 100-112 © Society for Human Ecology Brook, A.T., (2001), What is "Conservation Psychology?", Population and Environmental Psychology Bulletin, 27 (2), Spring, 2001 Casakin, H.P. & Kreitler, S., (2008), “Place Attachment as a Function of Meaning Assignment”, Open Environmental Sciences, 2: 80-87 Darjosanjoto, E.T.S., (2006) “Penelitian Arsitektur di Bidang Perumahan dan Permukiman”. ITS press Dewi, P.F.R., Antariksa & Surjono, (2008), “Pelestarian Pola Perumahan Taneyan Lanjhang pada Permukiman di Desa Lombang Kabupaten Sumenep”, arsitektur e-Journal, Volume 1 Nomor 2, Juli 2008: 94-109 Halim, D., (2005), “Psikologi Arsitektur: Pengantar Kajian Lintas Disiplin”, Gramedia. Jakarta Hidayat, A., (2009), “Karakter Orang Madura dan Falsafah Politik Lokal”, KARSA, Vol. XV No. 1 April 2009:1-14 Jenkins, R., (1997), “Rethinking Ethnicity, Arguments and Explorations”, Sage Publication, London Jonge, H., (1989), “Madura dalam Empat Zaman: Pedagang, Perkembangan Ekonomi, dan Islam: Suatu Studi Antropologi Ekonomi”, Perwakilan Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde (KITLV)dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI); PT Gramedia, Jakarta Lang, J., (1987), “Creating Architectural Theory; The Role of Behavioral Science in Environment Design”, Van Nostran Reinhold Company, New York Laurens, J. M., (2004), “Arsitektur dan Perilaku Manusia”, Grasindo, Jakarta Ma’arif, S., (2015), “The History of Madura; Sejarah Panjang Madura dari Kerajaan, Kolonialisme sampai Kemerdekaan”, Araska Publisher, Yogyakarta Mukhilsah, Antariksa & Wijayanto, T., (2011), “Pola Permukiman Tradisional Madura Desa Ellak Daya Kabupaten Sumenep”, Prosiding Seminar Nasional “Teritorialitas, Pariwisata, Dan Pembangunan Daerah”: 1-7. Program Studi Magister Arsitektur Universitas Udayana. Page, R.R., Gilbert, C.A., & Dolan, S.A., (1998), “A guide to cultural Landscape reports : contents, process, and techniques”, U.S. Department of the Interior National Park Service Cultural Resource Stewardship and Partnerships Park Historic Structures and Cultural Landscapes Program. Washington, DC. Pangarsa, G.W., Tjahjono, R., & Pamungkas, S.T., (1994), “Deformasi dan Dampak Ruang Arsitektur Madura Pedalungan di Lereng Utara Tengger”, Penelitian DIPA FTUB. Riaubienė, E., (2012) “Use of Architectural Heritage: Challenges of Preservation and Adaptation”. Architecture and Urban Planning. 2012/6: 25-30. Said, R., (1996), “Pengantar Ilmu Kependudukan”, Jakarta: LP3ES Saunders, C., (2003), “The emerging field of conservation psychology”, Human Ecology Review, 10. Silva, K.D., (2008), “Rethinking the Sprit of Place: Conceptual Convolutions and Preservation Pragmatics”. 16th ICOMOS General Assembly and International Symposium: 'Finding the spirit of place – between the tangible and the intangible', 29 sept – 4 oct 2008 Smith, D., (1990), “Introduction: the sharing and dividing of geographical space”, in Shared Space, Divided Space: Essays on Conflict and Territorial Organization. Eds M Chisholm, D Smith (Unwin Hyman, London): 1–21 Susanto, E., (2008), Ruh Islam dalam “Wadag” Lokal Madura: Kasus “Tanean Lanjeng”. KARSA, Vol. XIV No. 2 Oktober 2008:142-147 Taufiqurrahman, (2007), “Identitas Budaya Madura”, KARSA, Vol. XI No. 1 April 2007: 1-11 Tulistyantoro, L., (2005), “Makna Ruang pada Tanean Lanjang di Madura”, Dimensi Interior, Vol. 3, No. 2, Desember 2005: 137 - 152 Ubaidilah, K., (2014), “Dinamika Perantau Madura dalam Politik Kota Malang: Suatu Kajian Antropolgi Politik”. Tesis, Program Pascasarjana Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Yuwono, J. S. E., (1995) “Megalitik Indonesia dan Ambiguitas Pemaknaannya”. Jurnal Artefak, 15: 26-30.in_ID
dc.identifier.issn1412-9612
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/8133
dc.description.abstractMasalah konservasi warisan abad ke-21 adalah meningkatkan warisan untuk kehidupan modern, dengan objek penelitian berupa adaptasi warisan arsitektur dan cara menggunakannya. Pembahasan gagasan ruang sebagai nilai warisan membangun pendekatan baru untuk konservasi arsitektur modern yang kompleks. Konsep konservasi yang didasarkan pemahaman bahwa ruang merupakan warisan budaya disebut juga sebagai konservasi spasial. Ruang merupakan dimensi arsitektur yang membedakannya dari ekspresi artistik yang lain sehingga ruang harus dipertimbangkan sebagai objek konservasi itu sendiri, bukan hanya sebagai produk hasil konsolidasi, restorasi dan konservasi batas-batas fisiknya. Selain konservasi spasial, terdapat pula teori konservasi psikologi yang menyebutkan bahwa persepsi tempat dan kognisi memberikan gambaran pada mental dan tempat secara kolektif. Kota Malang merupakan salah satu tujuan migrasi masyarakat Madura yang berasal dari Kabupaten Bangkalan sejak tahun 1930, namun hingga saat ini Migran Madura yang bermigrasi ke Kota Malang bukan hanya berasal dari Bangkalan saja, tetapi juga dari daerahdaerah kabupaten lain di Pulau Madura seperti Pamekasan, Sampang dan Sumenep. Permukiman Kotalama Malang merupakan salah satu titik aglomerasi Migran Madura di Kota Malang. Oleh sebab itu ingin diketahui bagaimana konsep dan bentuk konservasi yang diterapkan Migran Madura pada permukiman urban di Kelurahan Kotalama Malang sebagai upaya proses penyesuaian dalam lingkungannya yang baru. Hasil kajian menunjukkan bahwa konservasi spasial dan konservasi psikologi diterapkan bersama-sama, saling melengkapi. Konservasi psikologi menjadi bekal pengalaman ruang yang dibawa migran dari tempat asalnya melengkapi konservasi spasial. Konservasi spasial lebih mendominasi pada aspek tangible sedangkan konservasi psikologi lebih mendominasi pada aspek intangible.in_ID
dc.language.isoidin_ID
dc.publisherFakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakartain_ID
dc.subjectMadurain_ID
dc.subjectMalangin_ID
dc.subjectmigranin_ID
dc.subjectpermukimanin_ID
dc.titleKonservasi Spasial dan Psikologi Pada Permukiman Migran Madura Kelurahan Kotalama - Malangin_ID
dc.typeArticlein_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record