dc.identifier.citation | Azwar, S. 2006. Pengantar Psikologi Inteligensi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Chengalur, N.S, et al. 2004. Kodak’s Ergonomic Design For People At Work. Second Edition, The Eastman Kodak company. Amerika. Cronbach, L.J. 1990. Essentials of Psychological Testing. New York: Harper Collins Publishers. Dunn, N. & Wiliamson, A. (2012): Driving Monotonous Routes in a Train Simulator. The Effect of Task Demand on Driving Performance and Subjective Experience. Ergonomic Vol.55 No.9, 997-1008. Grandjean, E. 1988. Fitting the Task To the Man. A Texbook of Occupational Ergonomics, 4th Edition London: Taylor & Francis. Manuaba, A. 1992. Pengaruh Ergonomi Terhadap Produktivitas. Dalam Seminar Produktivitas Tenaga Kerja, Jakarta. Pasmawati, Yanti. & Rachmawati (2013): Pengaruh Desain Lingkungan Fisik Dalam Ruangan Terhadap Produktivitas Berpikir (kognisi). Prodising Seminar Nasional Teknik Industri (SNTI).ISSN: 23387122.pp54-61. Poulton, E.C. 1973. The effect of fatigue inspection work. Applied Ergonomics : 73-83. Department of Engineering Production,Universityof Birmingham. Birmingham. Santoso, Budi. 2004. Ergonomi Manusia, Peralatan, dan Lingkungan. Jakarta: Prestasi Pustaka. Sedarmayanti. 1996. Tata Kerja dan Produktivitas Kerja, Suatu Tinjauan Aspek Ergonomi atau Kaitan antara Manusia dengan Lingkungan Kerja. Bandung; CV. Mandar Maju. Sutalaksana Z, Iftikar, Dkk. 2006. Teknik Perancangan Sistem Kerja. Edisi kedua, ITB. Bandung Suma’mur, PK. 1982. Ergonomi Untuk Produktivitas Kerja. Jakarta: Yasasan Swabhawa Karya. Subekti, Agus. 2013. Panduan Pelaksanaan Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Di Perguruan Tinggi edisi IX. http://simlitabmas.dikti.go.id. Diakses pada tanggal 7 April 2013 Pukul 13.00. Tarwaka. 2014. Ergonomi industri. Solo: Harapan Press Tarwaka. 2014. Ergonomi Industri: Dasar-Dasar Pengetahuan Ergonomi dan Aplikasi Di Tempat Kerja. Surakarta: Harapan Press Surakarta. WHO. (2009): Global status report on road safety. World Health Organisation, Geneva. WHO. (2010): Equity, Social Determinants and Public Health Programs. World Health Organisation, Geneva. Wignjosoebroto, Sritomo. 2003. Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu. Surabaya: Guna Widya. | in_ID |
dc.description.abstract | Visual inspection task merupakan aktivitas inspeksi suatu produk dengan posisi mata terpusat melalui
konveyor yang bergerak, semakin cepat produk diproduksi maka semakin kritis waktu dari operator
pemeriksaan. Selain gangguan fisiologis. kondisi tersebut dalam jangka waktu lama akan berdampak
pada gangguan psikologis seperti kelelahan mata, ketidaknyamanan, dan kehilangan konsentrasi
sehingga terjadi penurunan produktivitas, penurunan angka kecelakaan yang berhubungan dengan
kerja dan kelelahan (Manuaba, 1992). Tujuan penelitian yang ingin dicapai, antara lain: (1)Menentukan ukuran kinerja pemeriksaan dan tingkat produktivitas bagian visual inspection task, (2)Menentukan rancangan desain eksperimen yang ergonomis yang dapat diterapkan pada visual
inspection task. Objek penelitian adalah operator bagian pemeriksaan pada minuman kemasan cup
“panther”. Operator berjumlah 10 orang yang memiliki nilai IQ 90-120 yang berusia 20 – 25 tahun.
Metode penelitian adalah metode eksperimen. Variabel independen terdiri dari tingkat pencahayaan,
posisi kerja, dan gender. Variabel dimanipulasi menjadi 12 kelompok desain eksperimen. Pengolahan
data dilakukan dengan pendekatan ukuran kinerja pemeriksaan. Analisis data penelitian
menggunakan analysis of variance (ANOVA), Control Chart, dan produktivitas. Hasil penelitian
menyatakan bahwa: (1) Berdasarkan ukuran kinerja pemeriksaan, rancangan desain eksperimen
yang menghasilkan kinerja pemeriksaan di stasiun kerja visual inspection task minuman kemasan cup
panther terbaik adalah desain eksperimen LkB200 (Laki-laki, posisi kerja berdiri, tingkat
pencahayaan 200 Lux) yaitu sebanyak 525 cup. Hal ini juga mempengaruhi produktivitas kerja yang
mana desain eksperimen LkB200 juga memiliki produktivitas tertinggi dari rancangan desain
eksperimen lainnya yaitu sebesar 0.833, (2) Faktor interaksi yang berbeda pada desain eksperimen
adalah faktor tingkat pencahayaan dengan posisi kerja. Faktor tersebut mempengaruhi jumlah cacat
terdeteksi. | in_ID |