Progresivisme Dalam Pendidikan Di Indonesia
Abstract
Progresivisme yang mulai berkembang pada abad awal XX dalam dunia pendidikan dengan
melihat situasi dan kondisi sekolah pada saat itu yang masih tradisional dan esensial dengan
mengagungkan pengetahuan saja dan adanya dikotomi teori dan praktik sehingga tidak bisa
menjawab tantangan dunia kerja pada saat itu. Kemudian muncullah tokoh-tokoh seperti
Dewey, Rousseau, Pestalozi, dan lain-lain dengan membawa perubahan cara pandang dalam
pendidikan dan mewarnai dunia pendidikan sampai sekarang. Pendidikan menurut aliran
progresivisme ini menekankan kreativitas murid, di mana bebas mengekspresikan apa yang
menarik dalam pikirannya. Guru hanya bertugas untuk membimbing dan mengarahkan
maksud dan tujuan murid, tidak boleh lebih dari itu. Kurikulum bersumber dari murid dan
kemudian difasilitasi oleh sekolah semaksimal mungkin. Aliran ini tidak berpatokan kepada
kurikulum yang sifatnya baku, sehingga untuk menilai hasil dari pendidikan itu menjadi
sangat sulit. Dan inilah yang menjadi kelemahannya. Contoh pendidikan di Indonesia seperti
di MIM PK Kartasura dengan menerapkan kurikulum multiple intelegensi dan SMK yang
menjawab tantangan persaingan dunia kerja karena bakat dan kreatifitas yang dikembangkan
di sekolah formal.