URGENSI STIMULAN KEBIJAKAN DI TENGAH KRISIS GLOBAL
Abstract
Tulisan ini bertujuan untuk menelusuri krisis keuangan global (KKG) yang
dibandingkan dengan krisis keuangan Asia (KKA) tahun 1997-1998. Selanjutnya akan
dianalisis sejauh mana dampak krisis keuangan global terhadap perekonomian Indonesia,
bagaimana respon kebijakan pemerintah, desain dan implementasi stimulus fiskal,
bagaimana arah kebijakan moneter, dan perlunya meta policy mix. Krisis keuangan
global yang terjadi di negara-negara maju seperti Amerika Serikat (AS), dan Eropa pada
tahun 2008 ternyata berdampak ke seluruh penjuru dunia, tak terkecuali Indonesia. Krisis
keuangan Indonesia pada tahun 1998 ternnyata paling parah dibandingkan enam negara
Asia lainnya. Di Indonesia, krisis keuangan global tersebut, mengakibatkan meningkatnya
jumlah penggangguran. Indeks harga saham gabungan merosot, berkurangnya transaksi
keuangan di sektor perbankan maupun institusi keuangan nonbank, menyebabkan difisit
di sektor perdagangan, menurunnya tingkat kepercayaan konsumen, investor dan pasar
terhadap berbagai institusi keuangan yang ada. Pesimisme konsumen dan investor di
sisi lain dapat menyebabkan kontraksi investasi, yang diikuti dengan krisis ekonomi
dan pengangguran. Hal tersebut menyebabkan krisis sosial , bahkan krisis politik. Dalam
menyelesaikan permasalah krisis keuangan yang terjadi di Indonesia, yang diakibatkan
oleh krisis keuangan Asia pada tahun 1997-1998, serta krisis keuangan global tahun
2008, Pemerintah Indonesia mengambil langkah-langkah memberikan stimulus kebijakan
fiskal, melalui APBN. Stimulus Fiskal diberikan ke semua sektor baik industri maupun
di sektor perpajakan yang mengarah pada pertumbuhan ekonomi nasional, dan menyerap
tenaga kerja baru. Serta penurunan tingkat inflasi BI Rate.