Praktek Manajemen Modal Kerja Dan Kesehatan Keuangan Bank Perkreditan Rakyat "X": Suatu Tinjauan Analitis Atas Efisiensi dan Efektivitas Modal Kerja
Abstract
Lembaga pembiayaan mikro seperti BPR, saat ini sangat pesat
perkembangannya sejalan dengan perkembangan dari UKM, dengan kata
lain BPR juga menjadi salah satu ujung tombak yang mendukung
perkembangan UKM tersebut. Umumnya, untuk menilai kinerja keuangan
perusahaan, hampir semua perusahaan dalam berbagai bidang kegiatan
bisnis, mengelola modal kerja meliputi tiga aspek yaitu: kebijakan modal
kerja, manajemen harta lancar, sumber pembiayaan jangka pendek
(www.ilearning.com). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
efisiensi dan efektivitas perusahaan dalam menjalankan operasionalnya
yaitu dilihat dari sumber dan penggunaan dana yang tercermin pada
laporan sumber dan penggunaan modal kerjanya. Sedangkan analisis rasio
keuangan digunakan untuk mengukur kesehatan modal kerja dari
manajemen dana berdasar aspek kebijakan modal kerja.
Penelitian ini merupakan studi kasus pada Bank Perkreditan Rakyat
(BPR) “X”, dengan periode analisis 2008-2009. Metode analisis data
menggunakan analisis manajemen modal kerja, dan analisis rasio keuangan
terhadap modal kerja perusahaan.
Setelah melakukan analisis terhadap masing-masing sumber dan
penggunaan modal kerja, dapat diketahui bahwa terdapat penurunan pada
tahun 2009 yang disebabkan penggunaan modal kerja lebih besar dari pada
sumber modal kerjanya. Namun penggunaan modal kerja yang besar dapat
dijelaskan oleh simpanan-simpanan yang memfasilitasi pelayanan
perbankan, dan kegiatan perkreditan yang mempengaruhi besarnya Kredit
Yang Diberikan, serta berkurangnya pinjaman-pinjaman yang mendukung
kegiatan operasional perusahaan. Sehingga dapat disimpulkan, pengelolaan
modal kerja BPR “X” sudah “cukup efisien dan efektif”.
Untuk analisis rasio keuangan terhadap modal kerja BPR, dilakukan
dengan melihat likuiditas (menggunakan Current Ratio, Working Capital to
Total Asset, Working Capital Turn Over, dan Return on Working Capital),
hasilnya dapat dikatakan bahwa penggunaan modal kerja BPR “cukup
sehat”.