Show simple item record

dc.contributor.authorRahmawaty, Setyaningrum
dc.contributor.authorSarbini, Dwi
dc.date.accessioned2012-03-13T06:56:48Z
dc.date.available2012-03-13T06:56:48Z
dc.date.issued2009-10
dc.identifier.citationAAP (American Academy of Pediatrics) Committee on Nutrition. 1998. Soy protein-based formulas: recommendations for use in infant feeding. Clin. Pediatr. 1001:148-153. Atmarita. 2005. Nutrition Problem in Indonesia. Artikel disampaikan dalam: An Integrated International Seminar and Workshop on Lifestyle-Related Diseases. Gadjah Mada University, 19-20 March 2005. Dull, B. J. 2001. Bread that taste bran new. Asia Pacific Food Industry. Gibson, R. S., Heath, M., & Ferguson, E.L. 2002. Risk of suboptimal iron and zinc nutriture among adolescent girls in Australia and New Zealand: causes, consequences, and solution. Asia Pacific J Clin Nutr. 11 (Suppl): S543-S552. Hermansen, K., Hansen, B., Jacobsen, R., Clausen, P., Dalgaard, M., Dinesen, B., Holst, J. J., Pedersen, E., & Astrup, A. 2005. Effects of soy supplementation on blood lipids and arterial function in hipercholesterolaemic subjects. European Journal sf Clinical Nutrition. 59: 843-850. Ismawati, R. 2000. Pengaruh pemberian makanan tambahan dari tepung formula tempe dengan fortifikasi Fe terhadap penambahan berat badan dan kadar hemoglobin pada Balita KEP Anemia di Kecamatan Benowo Kota Surabaya. JKPKBPPK. Kralik, A., Eder, K., & Kirchgessner, M. 1996. Influence of Zinc and Selenium deficiency on parameters relating to thyroid hormone metabolism. Horm Metab Res. 28:223- 26 Lasekan, J. B., Ostrom, K. M., Jacobs, J. R., Blatter, M. M., Ndife, L. I., & Gooch, W. M. 1999. Growth of newborn, term infants fed soy formulas for one year. Clin. Pediatr. 38: 563-571. Lidiasari dkk 2006. Pengaruh Perbedaan Suhu Pemanasan Terhadap Sifat Kimia dan Fisika Tepung Tapai. Mark, J., M. 1999. Legumes and soybeans: overview of their nutrirional profiles and health effects. Am J Clin Nutr. 70 (suppl): 439S-50S. Mendez, M. A., Mary, S. A., & Lenore, A. 2002. Soy-Based Formulae and Infant Growth and Development: A review. American Society for Nutritional Sciences: 2127-2130. Murray & Robert, K. 2000. Harper’s Biochemestry. Amerika Oppenheimer, S. J. 2001. Iron and relation to immunity and infectious disease. J Nutr. 131: 616S-635S Rao, N. 2001. Nutritive Value of Rice bran. NFI Bulletin. Russell, J., Merritt, & Belinda, H. J. 2004. Safety of Soy-Based Formulas Containing Isoflavones: The Clinical Evidence. American Society for Nutritional Sciences: 1220S- 1224S. Whittaker, P. 1998. Iron and Zinc interactions in human. Am J Clin Nutr. 68 (2S): 442S. Widianarko, B. A., Rika P., Retnaningsih. 2000. Tempe, makanan populer dan bergizi tinggi. http://www.ristek.go.id. Zhan, S. & Suzanne, C. 2005. Meta-analysis of the effects of soy protein containing isoflavones on the lipid profile. Am J Clin Nutr. 81: 397-408.en_US
dc.identifier.issn1411-5174
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/441
dc.description.abstractTempe dan bekatul merupakan makanan tradisional Indonesia yang memiliki kandungan gizi yang tinggi dan dapat dikembangkan sebagai pangan fungsional, khususnya untuk anak kurang gizi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek pemberian biskuit Tempe Bekatul yang difortifikasi dengan Fe dan Zn terhadap kadar hemoglobin (Hb) dan albumin pada hewan coba (mencit) yang kurang gizi dan anemi. Penelitian dimulai dari sebuah eksperimental murni dengan desain random non faktorial. Intervensi pada mencit dibagi menjadi 3 kelompok (A, B, C). Setiap kelompok mendapat biskuit Tempe Bekatul yang difortifikasi Fe dan Zn, perbandingan tempe dan biskuit untuk masing-masing kelompok adalah 1:1 (A), 3:1 (B) dan 7:3 (C). Kelompok kontrol mendapat pakan standar untuk mencit berupa Comfeed. Kadar Hb dan albumin diukur menggunakan spectrofotometri, menggunakan darah orbital. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan berat badan, kadar Hb dan albumin baik pada minggu ke-4 dan ke-8 setelah intervensi (p=<0.05). Peningkatan berat badan, Hb dan albumin tertinggi tampak pada kelompok intervensi C, dimana pada minggu ke-4 rerata untuk masing-masing adalah 74.31±15.9 g, 5.08±0.19 g/dL dan 2.57±0.11 g/dL, sedangkan pada minggu ke-8 adalah 121±24.45 g, 5,54±0.15 g/dL dan 2.97±0.12 g/dL. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa biskuit C paling efektif meningkatkan kadar Hb dan albumin pada mencit yang kurang gizi dan anemia.en_US
dc.subjectAlbuminen_US
dc.subjectbekatulen_US
dc.subjecthemoglobinen_US
dc.subjecttempeen_US
dc.titleUJI PRA-KLINIK: EFEK FORTIFIKASI Fe DAN Zn PADA BISKUIT TEMPE-BEKATUL TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN DAN ALBUMIN MENCIT YANG KURANG GIZI DAN ANEMIAen_US
dc.title.alternativePRE-CLINICAL STUDY: EFFECTS OF Fe AND Zn FORTIFICATION IN BISCUET TEMPEH-RICE BRAN ON HAEMOGLOBIN AND ALBUMIN LEVEL OF UNDERNUTRITION AND ANAEMIA MICEen_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record