Validasi Alat Ukur Nilai Dasar Insani (Basic Human Values)
View/ Open
Date
2014-05-24Author
Yuwanto, Listyo
Maria, Cyntia
Septine, Sonya
Santoso, Meliawati
Metadata
Show full item recordAbstract
Terdapat 10 nilai dasar insani (basic human values) yang berlaku universal, yaitu achievement, power, hedonism, stimulation, self-direction, security, conformity, tradition, universalism, dan benevolence (Schwartz, 1992). Pengukuran nilai dasar insani dapat dilakukan menggunakan European Social Survey (ESS) terdiri atas 21 butir yang merupakan versi singkat dari Portrait Values Questioner (PVQ). Beberapa hasil studi validasi terhadap alat ukur nilai dasar insani menunjukkan adanya keterbatasan yaitu reliabilitas yang rendah dan beberapa nilai (value) kurang memiliki diskriminan misalnya achievement dan power (Davidov, 2010 ; Ningrum, 2011). Berdasarkan pencarian literatur yang terjangkau oleh peneliti, alat ukur ESS belum pernah divalidasi di Indonesia. Berdasarkan keterbatasan tersebut, penelitian ini bertujuan melakukan validasi ESS sebagai alat ukur nilai dasar insani. Validasi meliputi pengujian validitas berdasarkan bukti internal structural analysis dan reliabilitas mengacu pada internal consistency. Subjek penelitian berjumlah 281 mahasiswa, rentang usia 18-21 tahun, beretnis Jawa, Tionghoa, Bugis, Ambon, Bali, Dayak, Batak, Madura, Minang, Sunda, dan Banjar. Hasil penelitian menunjukkan 10 nilai dasar insani direduksi menjadi 5 yaitu achievement, stimulation, secure, hedonism, dan self direction. Hasil analisis principal component analysis menunjukkan ESS terdiri atas 13 butir dengan komposisi 4 butir power, 2 butir stimulation, 2 butir secure, 2 butir hedonism, dan 3 butir self direction. Butir-butir tersebut memiliki rentang factor loading 0,529-0,839 dan tidak ada indikasi cross loading. Dengan demikian, disimpulkan hasil validasi alat ukur nilai dasar insani memenuhi kualitas psikometri alat ukur. Nilai dasar insani yang terbentuk dari validasi penelitian ini berfokus pada self enhancement, openness to change, dan conservation. Self enhancement dan openess to change mengarah pada personal focus (regulating how one express personal interest and characteristics). Conservation mengarah pada social focus (regulating how one relates socially to others and affects them). Hasil penelitian didiskusikan lebih lanjut.