• Login
    View Item 
    •   Home
    • Penelitian (Research)
    • Hukum
    • View Item
    •   Home
    • Penelitian (Research)
    • Hukum
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    MODEL PENYELENGGARAAN TERPADU DAN EFEKNYA BAGI PENDIDIKAN POLITIK MASYARAKAT: PEMILU NASIONAL DAN PEMILU DAERAH

    View/Open
    2010_p_nurhadiantomo_bab_5.pdf (139.0Kb)
    2010_p_nurhadiantomo_depan.pdf (189.5Kb)
    2010_p_nurhadiantomo_bab_2.pdf (21.33Kb)
    2010_p_nurhadiantomo_bab_1.pdf (47.06Kb)
    2010_p_nurhadiantomo_bab_4.pdf (23.24Kb)
    2010_p_nurhadiantomo_ringkasan.pdf (11.27Kb)
    2010_p_nurhadiantomo_lampiran.pdf (16.25Kb)
    2010_p_nurhadiantomo_daftar_pustaka.pdf (27.37Kb)
    2010_p_nurhadiantomo_bab_3.pdf (50.53Kb)
    HIBAH LAPORAN PENELITIAN komplit.pdf (263.3Kb)
    2010_p_nurhadiantomo_bab_6.pdf (36.55Kb)
    Date
    2010-10
    Author
    Nurhaidnatomo
    Wirabhumi, KP Eddy S
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Pemilihan umum (Pemilu), yang terdiri atas pemilu legislative, pemilu presiden, dan pemilu kepala daerah pada era reformasi sebagai proses pemunculan wakil rakyat dan pejabat pimpinan melalui jalan pemilihan (voting), yang diproses dalam pengambilan keputusan dengan skala yang sangat besar. Sistem politik pada era reformasi yang cenderung demokratis partisipasif, memungkinkan penyelenggaraan pemilu yang demikian. Permasalahan yang timbul pada intinya adalah bagaimana penyelenggaraan pemilu dan sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi dan aspirasi rakyat, berjalan dalam kondisi hukum dan etika politik, dan artinya bagi pendidikan politik masyarakat. Dari sinilah, selanjutnya muncul sejumlah fokus penelitian yang juga dapat dijadikan sebagai tujuan penelitian juga dapat dijadikan sebagai tujuan penelitian. Dari hasil penelitian pendahuluan muncul sejumlah subfokus, dan yang menjadi fokus utama dalam penelitian ini adalah perubahan format dan pemilu seperti yang dikehendaki oleh pemilih, dan konsekuensinya pada perubahan regulasi berkaitan dengan penyelenggaraan pemilu. Selanjutnya, adalah menurunnya derajat partisipasi dalam pemilu di era reformasi; penyelenggaraan kampanye pemilu sebagai proses dan efek komunikasi politik, keterwakilan perempuan, penanam partai politik sebagai infrastruktur politik, dan penetapan caleg DPR berpihak berdasarkan jumlah suara. Penelitian ini, menggunakan metode kualitatif, melalui tahap-tahap yang telah ditentukan, dengan analisis reflektif mengalir hingga pemaknaan temuan-temuan. Penelitian ini membawa sejumlah hasil yang utama, bahwa publik menghendaki adanya perubahan format pemilu, yang berarti perubahan sistem publik, adalah pemilihan pemilu nasional (pusat) dengan pemilu daerah. Pemilu Nasional merupakan gabungan dari pemilu legislative pusat (DPR dan DPD) dan Pemilu Presiden. Pemilu daerah merupakan gabungan dari pemilu legislatif Daerah (DPR Provinsi, Kabupaten, Kota) dan pemilu eksekutif daerah (Gubernur, Bupati, Walikota). Pemilu Nasional dilaksanakan terlebih dahulu, baru disusul pemilu daerah. Rentang waktu antara pemilu nasional dengan pemilu daerah, selama dua tahun. Waktu dua tahun, untuk persiapan pemilu berikutnya, mengevaluasi hasil pemilu yang sudah berlangsung, dan mengurangi tingkat kejenuhan masyarakat untuk itu diperlukan perubahan sejumlah regulasi, terutama UU politik, yang terdiri atas ini, tergantung dari keamanan politik pemeritah dan DPR Perubahan Format Pemilu, berarti perubahan sistem pemilu. Selain itu, menurunnya derajat partisipasi dalam pemilu, karena faktor kejenuhan dengan tingginya frekuensi pemilihan secara langsung, dan faktor apatisme, karena publik mengganggap bahwa pemilu yang ada belum dapat memunculkan keputusan yang aspiratif. Dalam hal ini kampanye pemilu, publik mengakui adanya peningkatan kualitas, tetapi belum optimal sebagai sarana pendidikan politik masyarakat. Keterwakilan perempuan, masih dengan pendekatan kuantitas, dan belum optimal pada pendekatan kualitas, citra dan peranan partai politik sebagai infrastruktur politik, masih belum memadai sebagai saluran aspirasi rakyat. Tetapi penetapan caleg DPR terpilih berdasarkan perolehan suara terbanyak, memperoleh respon positif dari publik, karena memperkuat hak pilih masyarakat.
    URI
    http://hdl.handle.net/11617/2538
    Collections
    • Hukum

    Related items

    Showing items related by title, author, creator and subject.

    • Model penyelenggaraan pemilu terpadu dan efeknya bagi pendidikan masyarakat: Pemilu Nasional dan Pemilu Daerah 

      Nurhadiantomo, Nurhadiantomo; Wirabhumi, Eddy S (LPPM UMS, 2011-10)
      The political system that is used in this reform era, tend to be called as democratized-participatory political system. Participation which mentioned here includes political participation in the processes of planning, ...
    • REFORMASI PEMILU DAN AGENDA KONSOLIDASI DEMOKRASI : PERSPEKTIF KETATANEGARAAN 

      Azhari, Aidul Fitriciada (2004-09)
      General election has function to perform conducive condition for consolidation effort on democracy and to transform electoral democracy toward stable constitutional democracy. Although not all of relevant agenda might ...
    • FUNGSI PENGUNGKAPAN, VARIASI KALIMAT, DAN MANFAAT ISI PESAN RAGAM BAHASA SHORT MESSAGE SERVICE (SMS) “KRIIING PEMILU” PADA SURAT KABAR SOLOPOS BULAN MARET 2004 

      Sabardila, Atiqa; Wahyudi, Agus Budi; Prasetiya, Hery Adi (2006-04)
      The objectives of this study are to describe the expression function, language variation, and the substance significance of SMS “Kriiing Pemilu.” The data-collecting method is documentation and the data-analyzing ...

    DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
    Contact Us | Send Feedback
    Theme by 
    Atmire NV
     

     

    Browse

    Publikasi IlmiahCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    Login

    DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
    Contact Us | Send Feedback
    Theme by 
    Atmire NV